pekaaksara

Dampak Positif Sertifikat Konsolidasi Tanah ATR/BPN Terhadap Ekonomi dan Sosial di Semarang

Pekaaksara

Semarang
Suyanto, warga Kabupaten Semarang

SEMARANG, pekaaksara.com – Program Konsolidasi Tanah yang dijalankan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mendapat sambutan positif dari masyarakat. Marlisa Ermiati (37), salah satu penerima sertifikat di Kabupaten Semarang.

Dia menilai, program tersebut sangat membantunya dalam aspek ekonomi dan mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat.

“Program ini sangat bagus karena kami sangat terbantu, terutama dalam hal perekonomian. Kami merasa tidak ada kesenjangan sosial di antara sesama masyarakat,” ujar Marlisa Ermiati, Senin (24/3/2025).

Ia juga mengungkapkan rasa syukurnya atas program yang telah membawa perubahan besar bagi lingkungan tempat tinggalnya. “Seperti mimpi, seperti tidak percaya. Dulu lingkungan kami masih berantakan, belum rapi, dan belum tertata. Sekarang sudah jauh lebih baik dan tertata dengan baik,” tutur Marlisa.

Tak hanya itu, Marlisa mengaku sertifikat dalam bentuk elektronik ini memberikan kemudahan bagi warga dalam pengurusan administrasi, termasuk jika ingin mengajukan pinjaman usaha.

“Jika kami mengurusnya sendiri, mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun. Namun berkat program ini, kami sangat terbantu. Terima kasih kepada BPN yang telah peduli kepada masyarakat kecil seperti kami,” tambahnya.

Hal serupa dirasakan oleh Suyanto (45), warga setempat yang juga baru menerima sertifikat pada Kamis kemarin oleh Menteri Nusron Wahid. Menurutnya, program Konsolidasi Tanah yang mendukung sertifikasi ini membawa manfaat besar, terutama dalam akses jalan di lingkungannya.

“Beberapa waktu lalu, tetangga di belakang rumah tidak memiliki akses jalan untuk mobil. Alhamdulillah, sekarang bisa. Awalnya hanya satu meter, namun kami bersama warga menambah satu setengah meter lagi, sehingga sekarang lebar jalan menjadi dua setengah meter,” cerita Suyanto.

Suyanto juga menyoroti dampak ekonomi yang signifikan dari program ini. Harga tanah di daerahnya mengalami kenaikan pesat setelah akses jalan terbuka. Juga, UMKM di sini semakin maju.

“Harga tanah naik, dari sebelumnya hanya Rp300 ribu per meter, kini bisa mencapai Rp1,5 juta per meter,” pungkasnya (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI