SUMENEP, Pekaaksara.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep terus menebar gebrakan. Kali ini, dinas yang dinakhodai Chainur Rasyid itu mulai mengadopsi teknologi budidaya melon berbasis hidroponik ala Jepang, yaitu Sistem Machida.
Sistem ini bukan metode biasa. Machida mengandalkan sirkulasi air dan nutrisi dalam wadah tertutup. Hasilnya, buah melon dengan tingkat kemanisan tinggi, kualitas premium, dan proses tanam yang jauh lebih efisien.
“Ini bagian dari langkah konkret menyiapkan pertanian masa depan. Kita tidak bisa lagi hanya bergantung pada cara-cara lama,” kata Chainur saat meninjau uji coba sistem Machida di lahan milik Halik, petani muda di Desa Kasengan, Kecamatan Manding, Kamis (17/7).
Tak hanya sekadar uji coba, kehadiran sistem Machida ini juga jadi simbol transformasi cara berpikir petani. Menurut Chainur, saat ini dunia pertanian menuntut adaptasi cepat terhadap teknologi.
“Inovasi ini bukan cuma soal alat, tapi juga soal mindset. Kita perlu belajar dari negara-negara yang sudah maju. Jepang contohnya,” tegasnya.
Sebelumnya, DKPP sudah lebih dulu memperkenalkan aplikasi Silang Tani, platform E-Pindah, hingga penggunaan drone untuk pemetaan lahan dan penyemprotan tanaman. Machida menjadi puzzle berikutnya dalam rangkaian inovasi yang terus diperluas.
Lebih jauh, Chainur menilai kesiapan petani lokal dalam menerima inovasi sebagai modal utama. “Petani Sumenep ini punya semangat tinggi. Asal diberi akses teknologi dan pendampingan, mereka bisa bersaing,” tambahnya.
DKPP juga tak ingin inovasi berhenti di uji coba. Sistem Machida dirancang sebagai model percontohan yang ke depan bisa direplikasi di kecamatan lain.
“Tujuannya jelas: pertanian kita tidak hanya produktif, tapi juga cerdas dan berkelanjutan. Ini bukan cuma tentang melon, tapi tentang masa depan,” tandasnya.
Dengan terobosan seperti Machida, Kabupaten Sumenep tak hanya menunjukkan komitmen terhadap modernisasi pertanian, tapi juga membuktikan bahwa petani desa bisa setara dengan petani di pusat-pusat inovasi pertanian. Saat daerah lain masih bicara soal rencana, Sumenep sudah melangkah. (*)
(Iqb/pekaaksara.com)