pekaaksara.com, Sumenep – Tanggal 20 Mei dijadikan sebagai momentum Hari Kebangkitan Nasional. Tanggal itu tentu sebagai simbol untuk mengibarkan semangat merah putih yang telah muncul pada dekade pertama abad ke-20.
Memebaca sejarah bahwa kemedekaan yang diraih bangsa Indonesia tidak telepas dari penjuangan para pahlawan yang luar biasa. Semua masyarakat dari kalangan anak muda berkumpul untuk melawan penjajah tanpa rasa takut sedikitpun untuk meraih kemerdekaan.
Hari kebangkitan nasional merupakan pembelajaran untuk masyarakat Indonesia agar terus bangkit, keluar dari zona nyaman membawa bangsa terus maju bersaing dengan kemampuan yang dimilikinya.
Kita tidak dididik untuk menjadi masyarakat yang lemah yang ketika jatuh menangis. Tetapi, para pahlawan telah mendidik kita ketika jatuh bangkit lagi, jatuh bangkit lagi.
Perjuangan itu tidak mudah seperti yang dirasakan sekarang. Melainkan, para pejuang melewati proses itu dengan penderitaan yang cukup lama, hidup yang tidak tenang karena penjajahan.
Saat ini, kita belajar arti kebangkitan dari TIMNAS U-22 di Sea Games Kamboja 2023 yang baru saja usai digelar. Indonesia juara setelah 32 tahun tanpa gelar juara di pagelaran bergengsi itu.
Tekad dan semangat serta keberanian TIMNAS U-22 kemarin, mencoba bangkit yang pada alhirnya juara itu disabetnya usai menang 5-2 melawan Thailand.
Perjuangan mereka tentu tidak mulus seperti apa yang terfikirkan dalam benak. Sebab, lawan yang dihadapinya bukanlah sembarangan. Namun, Timnas U-22 mampu melawan arus yang begitu besar.
Itulah sebagian besar dari arti perjuangan sebagaimana yang diucapkan ketua umum PSSI Erick Tohir “Timnas Indonesia menunjukkan apa arti bangkit yang sesungguhnya,” ujar Erick dalam akun Instagram, @erickthohir.
Kemenangan Timnas U-22 salah satu kado emas di hari kebangkitan Nasional.
Arti kebangkitan tidak hanya sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat nasionalme. Tetapi juga menjadi motivasi untuk diri sendiri agar terus bangkit dari segala bentuk keterpurukan. (*)