SURABAYA, pekaaksara.com – Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Husky – CNOOC Madura Limited (HCML) menepis pernyataan aparat penegak hukum yang merilis bahwa kecelakaan KLM Putri Kuning terjadi di wilayah kerja HCML.
Menurut Manager Regional Office and Relations HCML Hamim Tohari, berdasarkan koordinat lokasi kecelakaan jauh dari lokasi anjungan. Pihaknya meyakini bahwa kapal yang diduga sarat muatan dan dihantam cuaca buruk itu bukan menabrak platform MAC HCML.
“Pertama-tama, kami menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa saudara kita yang menjadi korban kecelakaan KLM Putri Kuning. Namun, perlu kami sampaikan bahwa berdasarkan kondisi di lapangan, tidak ada kejadian kapal menabrak platform MAC HCML,” katanya, Sabtu (22/07/2023).
Keyakinan HCML bahwa kecelakaan itu bukan terjadi di wilayah kerjanya, berdasarkan informasi timnya di lapangan koordinat yang dirilis polres adalah Latitude -7.37681652 dan Longitude 113.91003326. “Titik tersebut jauh dari sumur MAC,” paparnya.
Hal lain yang menguatkan bahwa laka laut tidak terjadi di sekitar platform MAC adalah adanya aktivitas 130 orang anggota tim project HCML yang menyelesaikan MOPU di Sumur MAC.
“Tim tersebut bekerja dan tinggal di lokasi sumur (area offshore/lepas pantai, red). Jadi di sana ada sejumlah pekerja yang beraktivitas,” imbuhnya.
Sebelumnya, Polres Sumenep merilis kecelakaan KLM Putri Kuning GT 06 diduga akibat sarat muatan dan cuaca buruk, KLM Putri Kuning GT.06 tenggelam diperairan Pulau Gili Raja, Kecamatan Gili Genting, Kabupaten Sumenep, pada Kamis (19/07/2023) kemarin sekitar pukul 02.00 WIB.
KLM Putri Kuning di Nakhodai Saruji bersama 2 ABK Subairi dan Laili berangkat berlayar dari pelabuhan panarukan situbondo menuju pelabuhan Tanggek Desa Banbaru Pulau Giliraja kecamatan Giligenting, Sumenep membawa muatan Semen, Kayu, Asbes, Air Mineral dan 9 orang penumpang.
Pukul 09.00 WIB PN. SAMBO yang di Nakhodai Lukman nelayan asal Pamekasan menemukan 4 orang sedang mengapung di atas papan dalam keadaan selamat yang kemudian diantar menuju Pulau Gili Raja, Giligenting. Empat orang yang mengapung itu yakni Saruji, Barmawi, Dani dan Jumarwi.
Pukul 07.00 WIB Kapal pemancing asal Besuki, Situbondo juga menemukan 3 orang yang juga dalam keadaan mengapung di atas papan dalam keadaan selamat yang kemudian diantar menuju Besuki, Situbondo. Tiga orang Subairi, Laili dan Herik. Sedangkan 5 orang lainnya yaitu korban Sumarni, Sima, Irianti dan 2 orang tidak diketahui identitasnya belum ditemukan.
Kemudian korban lain yang belum ditemukan terus dilakukan pencarian. Hasilnya, korban bernama Sumarni dan Sima ditemukan meninggal di Perairan Giligenting tepatnya disebelah selatan pulau Giliraja kurang lebih 3 mill selatan pulau Giliraja.
Saat itu kedua Korban berada dirumah anaknya masing – masing di pulau Giliraja, Giligenting,” ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, kerugian ditaksir mencapai Rp235 juta. (*)