Harganya Murah dan Berkualitas, Daun Lontar Sumenep Tembus Pasar Nasional

Pekaaksara

Daun lontar Desa Karduluk, Sumenep (Foto:Pekaaksara.com)

SUMENEP, pekaaksara.com – Daun lontar banyak ditemui di berbagai wilayah di indonesia bagian pesisir yang cukup kering, seperti di Jawa Tengah (Brebes, Pekalongan, Semarang), Jawa Timur (Tuban, Gresik, Lamongan dan Madura) bahkan beberapa daerah lainnya.

Untuk di Madura, salah satunya ada di Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan, Sumenep, Madura, yang pasarannya sudah tembus nasional.

Daun lontar muda di wilayah tersebut, selain digunakan sebagai bahan dasar bungkus ketupat, biasanya juga untuk kerajinan tangan, ornamen (hiasan) upacara adat di Pulau Bali, bahkan program kesehatan diet diantaranya.

Kenapa daun lontar di Sumenep pasarannya tembus nasional ? Berikut ulasan lengkapnya.

Daun lontar muda di Desa Karduluk, ternyata memiliki khas tersendiri dan mungkin belum ditemui di darah lain. Daun lontar di Karduluk, warnanya lebih cerah dan tidak gampang memudar dan punya aroma yang harum.

Itulah kemudian, daun lontar di wilayah tersebut tembus pasar nasional. Selama 2023, pemesanan cukup tinggi. Apalagi mendekati peringatan upacara adat Bali dan momentum lebaran ketupat beberapa waktu lalu.

“Pemesan paling banyak itu ke luar Madura mas. Bali dan pulau Jawa lainnya,” ucap salah satu pedagang daun lontar muda Sumenep A. Rofik, Minggu (13/08/2023).

Meski pemesanan banyak, harganya tidak sampai menguras isi kantong. Ukuran besar hanya dipatok Rp12 ribu Rp 12 ribu, kuning menengah Rp7 ribu dan hijau Rp2.500 per lembar. Kalau di luar waktu itu, hanya berkisar Rp2 ribu hingga Rp8.500.

“Yang membedakan harga adalah jenis daun dan ukurannya,” jelas pria muda yang sering disapa Rofik itu.

Sebelum dikirim, daun lontar itu dijemur terlebih dahulu dengan membutuhkan waktu kurang lebih 5 hari maksimal. “Itu pun tergantung cuaca. Kalau panas matahari maksimal, hanya butuh waktu 2-3 hari saja,” terangnya.

Proses pengeringan daunnya itu, menggunakan alat seadanya dengan digantung menggunakan batang bambu tetapi tidak menghilangkan ciri khasnya. Kecuali yang sudah berusia tua langsung dijemur di tanah.

“Kita utamakan kualitas mas. Dengan kualitas, apapun pasti dilirik,” pungkas Rofik. (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI