Cak Fauzi Hadir di Desa Pabian, Rawat Keberagaman dalam Bingkai Kebhinnekaan

Pekaaksara

Cak Fauzi saat menghadiri penutupan peringatan HUT ke 78 di Desa Pabian (Foto:Pekaaksara.com)

SUMENEP, pekaaksara.com – Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo atau yang sering dipanggil Cak Fauzi menghadiri penutupan peringatan HUT ke 78 di Des Pabian, Kecamatan Kota, Sumenep, Madura, Jumat (25/08/2023) malam.

Cak Fauzi disambut oleh Kades Pabian Zulfikar Ali Mustakim, ketua TP PKK Desa Pabian Yeni Ratna Movida.

Penutupan berlangsung meriah. Sebab, dihadiri ratusan warga sekaligus dihibur dengan penampilan musik tradisional ul daul Lanceng Sarkaju yang berasal dari wilayah tersebut.

Dalam sambutannya Cak Fauzi mengapresiasi tinggi atas kekompakan warga Desa Pabian yang telah ikut serta meyemarakkan peringatan HUT ke 78 RI. Hal itu tentu menjadi salah satu bentuk wujud syukur mereka dalam mengenang jasa para pahlawan.

Juga, dengan menyelenggarakan bermacam kegiatan di bulan ini adalah sebuah bentuk menghargai amanah  para pejuang, dimana bersatu padu dan kompak mencapai satu tujuan yaitu kemerdekaan.

“Hal semacam ini terus ditingkatkan, kalau perlu dikembangkan. Sangat baik karena menumbuhkan patriotisme,” tutur Cak Fauzi.

Yang tidak kalah penting dalam memperingati bulan kemerdekaan adalah merawat keberagaman dalam bingkai kebhinnekaan, sebagaimana yang sudah dirasakan oleh warga desa Pabian.

Dijelaskan, di Desa Pabian tidak hanya ada penduduk muslim. Melainkan Klenteng dan Kristen juga berada di dalamnya.

Meskipun berbeda keyakinan, kerukunan tetap terjalin satu sama lain. Berbeda-beda namun tetap satu tujuan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menurut Cak Fauzi, di Desa Pabian ini masyarakatnya sangat kental dengan toleransi. Sikap saling menghargai dan menghormati, dalam hidup bermasyarakat, perbedaan adalah hal yang tidak dapat dihindarkan, toleran, menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan menghilangkan Sikap supremasi golongan.

Bahkan, kata Cak Fauzi, masyarakat Sumenep menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Lebih mengutamakan kepentingan negara, tanpa mengesampingkan masing-masing budaya, tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik serta tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain.

“Rasa inilah yang harus dijaga dan dirawat. Agar Sumenep yang kental akan perbedaanya menjadi contoh bagi yang lainnya,” harapnya.

Sementara Kepala Desa Pabian Zulfikar Ali Mustakim mengucapkan terimakasih kepada Cak Fauzi yang telah hadir dan memberikan cambuk semangat bagi warganya untuk terus menjaga kekompakan dan merawat keberagaman.

“Ini sangat penting bagi kita semua dalam menjaga dan merawat perbedaan. Meskipun berbeda, kepentingan umum dan kemaslahatan bersama diutamakan,” ucapnya. (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI