Pekaaksara.com – Rombongan Natherlands Pencak Silat Federation (NPSF) berkunjung ke berbagai daerah di indonesia. Seperti Sumatera, Banten, Lumajang dan terakhir ke Sumenep, Madura.
Rombongan tersebut meliputi Ketua umum NPSF Olivier Blancquaert, Ketua bidang tradisi & budayah NPSF Bradley Jacobs, Istri Bp. Bradley Hellen Pape dan Proyek Manager bidang tradisi dan budayah NPSF David Gallas.
Mereka didampingi oleh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Dr. Sriyono.
Ketua Umum NPSF Olivier Blancquaert menjelaskan, kedatangannya bersama rombongan ke berbagai daerah di Indonesia bertujuan untuk kembali memperkuat aspek kebudayaan seni dan tradisi pencak silat Indonesia di Belanda.
Menurut dia, sejak 70 tahun silam sekitar 300 ribu orang lebih orang Indonesia saling belajar pencak silat dengan Belanda. Lambat laun, jumlah tersebut semakin berkurang.
“Sebab itulah kita berkunjung ke Indonesia dengan mendatangi berbagai lembaga yang ada perguruan pencak silatnya untuk bisa dikembangkan di Belanda,” terangnya.
Selain memperkuat budaya, seni dan tradisi pencak silat, NPSF juga berusaha mengembangkan keris yang ada di Sumenep ke Belanda.
Sebab, lanjutnya, keris adalah sebuah seni yang sampai saat ini masih ada dan dimungkinkan tidak akan punah sampai kapanpun.
Apalagi, pihaknya mengaku memiliki keris yang ada kemiripan dengan yang ada di Museum Keraton Sumenep.
Keris miliknya yang hampir mirip dengan yang ada di museum keraton itu merupakan warisan dari kakeknya yang bernama R.M Sedjodiredjo.
Dia mengatakan, R.M Sedjodiredjo merupakan salah satu tokoh yang dikatakan masih memiliki ikatan dengan kerajaan Besuki, Situbondo yang kemudian ekspansi ke berbagai daerah di Jawa Timur, salah satunya ke Sumenep. (*)