NPSF Promosikan Keris Pelar Agung Desa Aeng Tongtong ke Belanda

Pekaaksara

NPSF
Ketua umum NPSF Olivier Blancquaert (Foto:Pekaaksara.com)

SUMENEP, pekaaksara.com – Sejumlah rombongan NPSF (Natherlands Pencak Silat Federation) mengunjungi rumah produksi keris Pelar Agung, Desa Aeng Tongtong, Kecamatan Saronggi, Sumenep, Madura, Jumat (03/11/2023).

Kunjungan ke rumah produksi keris Pelar Agung tersebut usai dari museum Keraton Sumenep, didampingi oleh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Sriyono.

IMG 20231104 WA0002

Ketua umum NPSF Olivier Blancquaert, mengaku bahwa keris yang diproduksi oleh Pelar Agung itu mampu menarik perhatiannya saat dirinya menyaksikan langsung ke tempat dimana keris-keris itu dibuat dan dipajang rapi bak masa kerajaan.

Dan iapun mengatakan kedatangannya ke tempat tersebut bagai mimpi yang ketika bangun dari tidur, tetapi itu adalah kenyataan yang tidak bisa dipungkirinya bahwa benar-benar terjadi dan bisa menyaksikan langsung keris kelas dunia tersebut.

“Saya bangga dan senang sekali bisa bekunjung ke tempat pembuatan keris Pelar Agung ini,” ucapnya saat di Sumenep.

Dia tidak hanya menyanjung, tapi langsung membeli keris produksi paguyuban keris Pelar Agung.

Keris yang dibelinya itu nantinya akan dipromosikan sekaligus mengenalkan paguyuban Pelar Agung ke Belanda bahwa merupakan salah satu pengrajin keris di Sumenep yang berkelas dunia.

Empu keris Paguyuban Pelar Agung, Desa Aeng Tongtong Ika Arista menyambut rombongan NPSF dengan baik.

Dia mengaku terarik dengan percakapan yang disampaikan rombongan NPSF saat berkunjung ke rumah produksinya. NPSF bercerita banyak hal yang salah satu diataranya adalah terkait leluhurnya yang berasal dari keresidenan Besuki, Situbondo.

Bahkan, diataranya rombongan NPSF memiliki keris pemberian leluhurnya yang hampir mirip dengan yang ada di museum keraton Sumenep.

“Perbincangan ini sangat menarik. Meskipun dia secara kehidupan lahirnya di Belanda, tapi masih ingat dengan leluhurnya. Mungkin jarang ya, ada yang sampai begitu,” katanya.

“Mereka jauh-jauh dari Belanda hanya untuk mencari relasi dan bahkan mencintai budaya indonesia. Ini luar biasa,” tukasnya. (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI