pekaaksara.com,Sumenep – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenenep, Madura, Jawa Timur melakukan panen padi di Desa Gunggung, Kecamatan Batuan Sumenep, Sabtu (11/3).
Panen padi tersebut dihadiri langsung Bupati Achmad Fauzi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Arif Firmanto, Kapolres, Dandim 0827 dan Forkopimda lainnya serta dari Kementan.
Para jajaran tokoh berpengaruh di kota keris ini kompak mengarit padi secara bersamaan. Canda tawa terlihat diraut wajahnya saking menikmatinya.
Bupati Achmad Fauzi menyampaikan, ini dilakukan untuk mendukung gerakan Nasional panen padi Nusantara satu juta hektare, yang dicanangkan Kementerian Pertanian secara serentak di 10 Provinsi dan 66 Kabupaten/Kota Se-Indonesia.
Se- Sumenep kata Fauzi, sesuai dengan arahan Presiden. Di tahun 2023 ini, luasan lahan tanam kurang lebih 973 hektare dengan perolehan padi 3,21 persen. Mengalami kenaikan dibanding tahun 2022.
Otomatis, hasil produksi padinya pasti meningkat kurang lebih 3,38 % untuk disumenep naik 5.655 ton. “Kita yakini, dengan panen raya ini ketersediaan beras di Sumenep khususnya mampu menopang kebutuhan,” tuturnya
Apalagi lanjutnya, Sumenep menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu andalan dalam gerakan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, guna mencapai dan mendukung terwujudnya swasembada pangan.
“Terima para petani di Desa Gunggung dan seluruhnya, yang telah berkontribusi dalam peningkatan produktivitas padi di Kota Keris” ujarnya
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep Arif Firmanto menjelaskan, luas panen padi khusus di Desa Gunggung ini ada seluas 46,5 hektare. Per hektare menghasilkan sebanyak 8,5 ton
Untuk persiapan Ramadhan, sambung Arif, dipastikan aman. Berdasarkan hitungan BPS, satu orang dalam satu tahun butuh 98 perkapita dengan dikalikan jumlah penduduk yang banyaknya 1 jt 200 maka, masih ada surplus kurang lebih 15.500 ton.
Pihaknya berharap, petani di Sumenep setiap tahun harus terus menggarap lahan tanah yang bisa dimaksimalkan untuk ketahanan pangan agar indonesia mengurangi jumlah impor.
Sementara Kepala BPS Sumenep Ribut Hadi Candra mengungkapkan, metode penghitingan luas lahan panen itu menggunakan kerangka sampel area.
“Ini tehnologi terbaru kita dengan cara memakai citra satelit titik koordinat. Kita pantau setiap bulan yang tersebar di porporsional dengan luas lahan sawah,” jelasnya. (Pik)