SUMENEP, pekaaksara.com – Civitas akademika STKIP PGRI Sumenep, Madura, menyirot carut marut situasi politik di Indonesia menjelang Pemilu 2024 mendatang.
Mereka menilai bahwa, kondisi politik tahun ini tidak sehat dan mendekati pada praktik nepotisme, intimidasi dan segala macam bentuk tindakan yang dapat merugikan bangsa.
“Seperti ini tidak boleh dibiarkan. Jika terjadi, negara kita ini akan kembali ke masa orde baru,” kata salah satu Mahasiswa Prodi PPKN STKIP PGRI Sumenep Fathur Rosy.
Menurutnya, situasi politik tahun ini seakan-akan menghianati semangat reformasi akibat para elit yang berlombamembangun dinasti politik, lembaga negara dipasung untuk menyukseskan kepentingannya.
“Kami akan terus mendengungkan perlawanan ketika otoritarianisme hidup dan demokrasi dirusak,” tegasnya.
Pernyataan ini tidak hanya oleh Mahasiswa, melainkan juga seluruh civitas akademika kampus STKIP PGRI Sumenep ikut serta menyerukannya.
Ketua STKIP PGRI Sumenep Asmoni membacakan pernyataan itu, diikuti Mahasiswa, alumni dan Ormawa.
Berikut pernyataannya:
Mencermati dinamika perpolitikan Nasional yang carut marut dan pelaksanaan pesta demokrasi 14 Pebruari 2024 yang sebentar lagi. Maka, kami segenap Sivitas Akademika STKIP PGRI Sumenep, menyatakan sikap:
1. Mendorong semua pihak untuk menjaga kebersamaan dan suasana kondusif demi terwujudnya demokrasi yang sehat, berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
2. Mengajak seluruh peserta pemilu, baik calon presiden dan calon wakil presiden, calon anggota legislatif, dan partai politik untuk bersama-sama menjaga proses demokrasi sehingga berlangsung dengan berlandaskan nilai, norma, dan etika dalam berkampanye.
3. Meminta KPU, Bawaslu dan DKPP sebagai penyelenggara pemilu agar kerja profesional dan sungguh-sungguh sesuai aturan berlaku. Penyelenggara pemilu senantiasa menjunjung tinggi prinsip independen, tranpsaran, adil, jujur, tidak berpihak dan teguh menghadapi intervensi pihak manapun.
4. Mengajak seluruh elemen Masyarakat untuk bersama-sama mengawal demokrasi yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (*)