SUMENEP, pekaaksara.com – Pernyataan kontroversial kembali mengguncang panggung politik lokal. Kali ini, nama Wahyudi, anggota DPRD Sumenep dari Dapil VIII, terseret dalam isu sensitif yang menyentuh harga diri masyarakat Kepulauan Kangean.
Sebuah unggahan dari akun media sosial Berita Kangean memicu gelombang reaksi publik, setelah menampilkan foto Wahyudi disertai narasi yang menudingnya menyebut masyarakat Kangean sebagai “bodoh-bodoh”, dalam konteks perdebatan seputar rencana eksplorasi dan eksploitasi migas di kawasan tersebut.
Namun, Wahyudi yang juga dikenal dengan sapaan akrab Didik dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Ia menyebut informasi itu sebagai fitnah yang jauh dari kenyataan.
“Saya tidak pernah mengucapkan kalimat seperti yang ditulis di postingan itu. Tuduhan itu fitnah dan tidak sesuai dengan fakta,” tegas Wahyudi, Selasa (9/9/25).
Politisi dari PDI Perjuangan itu menyayangkan cara penyampaian informasi yang dinilainya tidak berimbang dan berpotensi memecah kepercayaan masyarakat terhadap wakilnya di parlemen.
“Saya ini dipilih masyarakat. Justru saya berkomitmen memperjuangkan aspirasi warga Kangean, bukan malah merendahkan,” tegasnya.
Dalam suasana yang mulai menghangat, Wahyudi justru mendorong agar semua pihak menempuh jalur dialog.
Menurutnya, pro dan kontra adalah hal wajar dalam demokrasi, namun penyelesaian harus dikedepankan agar masyarakat tidak terombang-ambing dalam kabut informasi.
“Saya mengapresiasi teman-teman yang menyampaikan aspirasi, baik yang setuju maupun yang menolak. Yang paling penting, kita duduk bersama. Dialog adalah jalan terbaik,” tambahnya (*)