Pekaaksara.com, – Kasus pembunuhan terhadap anggota kepolisian Joshua Hutabarat yang dilakukan mantan Kadiv Propam Ferdi Sambo memang masih meninggalkan diskusi dan perbincangan hangat di publik.
Bagaimana bisa seorang jendral melakukan aksi pembunahan berencana serta melukai kepercayaan rakyat Indonesia terhadap lembaga negara yakni kepolisian. Apalagi sebelum masuk ranah persidagan kasus ini telah membelah public dari pengakuan Ferdi sambo, kala itu antara percaya dan tidak. Kabar pertamanya adalah tembak menembak dan pelecehan seksual.
Sidang yang berjalan selama kurang lebih empat bulan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan cukup menyedot perhatian publik. Jagad maya media sosial selalu dipenuhi perjalanan sidang Sambo dan Richard Eliezer. Bahkan tidak kalah menarik ada fans dadakan yang muncul saat persidangan dari Ferdi Sambo dan Richard Eliezer.
Ini sebagai bentuk betapa besarnya animo masyarakat terhadap peristiwa besar di Duren Tiga tempat terjadinya peristiwa penembakan terhadap Joshua Hutabarat. Pada akhirnya vonis hakim lah yang menentukan peristiwa berdarah itu sebagai akhir dari segalanya. Ferdy Sambo pidana mati, Kuat Ma’ruf 15 tahun, Putri Candrawati istri Sambo di vonis 20 tahun dan Ricky Rizal di vonis 13 tahun.
Sesudah vonis, diputuskan oleh hakim apa yang bisa dijadikan pelajaran bagi perjalanan republik ini? Kasus Sambo tidak hanya menjadi pil pahit bagi institusi kepolisian. Efek dari peristiwa pembunuhan oleh Sambo telah memporak porandakan institusi kepolisian. Diberbagai lembaga survei kepercayaan terhadap kepolisian anjlok total hingga menyentuh titik terendah. Atas dasar ini presiden Jokowi memanggil pejabat kepolisian Kapolda, Kapolres ke istana untuk diberikan arahan langusung.
Selanjutnya, dengan peristiwa yang menimpa Sambo agar Polri bisa lebih baik dalam melayani masyarakat serta meningkatkan kembali kepercayaan terhadap kepolisian.
Hashtage #Cumalaporpolisi harus segera di tuntaskan agar tidak menjadi masalah baru dikemudian hari. Selama ini masyarakat masih menganggap segala sesuatu yang berhubungan dengan polisi masih dilayani tidak sepenuh hati, bahkan kerap didiskriminasi terutama rakyat miskin yang rentan sulit mendapatkan keadilan.
Presiden Jokowi dalam arahannya, seluruh pimpinan polisi di Indonesia agar laporan masyarakat harus segera di tuntaskan. Letupan sosial yang berawal tidak ada penuntasan laporan masyarakat bisa berakibat krisis sosial. Apalagi di era media sosial saat ini sangat mudah terjadinya gesekan konflik sosial.
Selain itu, siaran diberbagai lini media jalannya sidang kasus Duren Tiga menambah pengatahuan hukum bagi masyarakat. Istilah dalam peradilan masyarkat bisa paham. Sulit sekali bagi masyarakat kelas bawah memahami hukum di negeri ini. Adanya perjalanan sidang kasus Sambo mendapatkan pelajaran gratis serta mudah dimengerti semua lapisan masyarakat. Tidak hanya itu saja, masyarakat bisa lebih hati hati dalam melakukan tindakan yang melawan hukum.
Ini hanya beberapa hikmah yang bisa kita dipahami. Dari peristiwa Sambo ini Polri bisa terus berbenah. Era saat ini mau tidak mau harus siap dihadapi. Dimana segala informasi mudah dan cepat berpindah. Polri bagian penyangga tatanan sosial masyarakat agar bisa tertib dan aman. Saat semua tertib masyarakat aman, maka ekonomi akan tumbuh dan ujung dari semuanya adalah kesejahteraan Rakyat Indonesia.(*)
Oleh: Hamdan Muafi
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya