Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Gaungkan Perubahan Saat Kampanye di Sumenep

Pekaaksara

Anies Baswedan
Capres dan Cawapres 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar saat kampanye di Sumenep (Foto:Pekaaksara.com)

SUMENEP, pekaaksara.com – Pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar melakukan kampanye di Kabupaten Sumenep, Madura, Rabu (31/1/2024).

Rombongan Paslon yang diusung partai PKB, NasDem dan PKS tersebut tiba di Sumenep sekitar pukul 07.40 WIB. Dikawal ketat tim dan para relawan.

Dalam kampanye nya, Capres Anies Baswedan menggaungkan “Perubahan”. Perubahan merupakan jargon pasangan calon yang memiliki singkatan AMIN itu.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, dirinya lantang menyerukan perubahan karena berangkat dari berbagai persoalan yang terjadi di negara ini.

Diantaranya adalah, maraknya mafia solar hingga pertanian. Misalnya, harga beras yang sangat mahal, namun kehidupan petani masih belum sejahtera. Masyarakat dirugikan.

Untuk solar, kata Anies, banyak nelayan tidak mendapatkan distribusi solar yang cukup, sehingga kesulitan dalam mencari dan menangkap ikan.

Parahnya lagi, kata dia, para mafia tersebut merupakan oknum-oknum yang tidak menginginkan adanya perubahan, karena telah mendapatkan keuntungan dari tindakannya tersebut.

Maka dari itu, Anies mengajak masyarakat untuk ber sama-sama berjuang menghadirkan perubahan di Indonesia, dengan mencoblos dirinya dan Gus Imin dalam pelaksanaan Pemilu 2024.

“Selama ini harga berasnya mahal, tapi uangnya kemana. Saat ini banyak sekali mafia-mafia solar, mafia-mafia pertanian. Maka dari itu kita perlu adanya perubahan,” ujar Anies dalam orasinya.

Mendukung pernyataan Anies, Gus Muhaimin berkomitmen bahwa jika terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden nanti, pihaknya tidak akan membiarkan persoalan itu terjadi.

Dirinya mengungkapkan, selanjutnya tak boleh ada lagi nelayan yang tak dapat solar, pertanian terabaikan dan ketersediaan pupuk yang tidak memadai. Selain itu, Ia juga akan membuka lapangan pekerjaan seluas mungkin, serta menyediakan beasiswa bagi para santri/santriwati.

“Tak ada lagi pertanian diabaikan, pupuk tidak tersedia dengan baik. Nelayan tak dapat solar, susah dapat pekerjaan dan santri kurang perhatian pembiayaan, kita butuh perubahan,” tandasnya (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI