SUMENEP, pekaaksara.com – Tambak garam menjadi sumber penghidupan penting bagi masyarakat, terutama di Desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, dan Desa, Sentol Daya, Kecamatan Pragaan, Sumenep.
Pembuatan garam di dua Kecamatan tersebut, menggunakan teknik pengolahan tradisional hingga modern.
Metode tradisional seperti maduris dan portugis, hingga teknologi modern seperti geomembrane dan rumah garam.
Metode maduris menghasilkan garam lebih cepat, tetapi dengan kualitas dan harga yang rendah. Sebaliknya, teknologi geomembrane menawarkan produksi yang lebih efisien dan berkualitas tinggi, dengan masa panen yang lebih singkat dan harga yang lebih baik.
Namun, rumah garam, meskipun tidak bergantung pada cuaca, memiliki biaya investasi yang lebih tinggi.
Persepsi petambak garam tentang ketiga teknologi ini berbeda, dipengaruhi oleh karakteristik dan saluran komunikasi yang ada. Petambak yang berorientasi pada profit tinggi cenderung lebih mudah mengadopsi teknologi baru.
Penyuluh berupaya meningkatkan komunikasi dengan petambak untuk mempromosikan teknologi modern.
Diharapkan, dengan dukungan informasi berbasis internet, petambak dapat belajar mandiri dan meningkatkan pengetahuan mereka tentang teknologi produksi garam.
Semua itu diungkapkan oleh Achmad Haris, selaku Ketua Tim Peneliti Universitas Annuqayah, Selasa (29/10/2024).