SUMENEP, pekaaksara.com – Pemerintah Kabupaten Sumenep terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga kesehatan masyarakat melalui penerapan kawasan tanpa rokok (KTR). Saat ini, sekitar 60 persen instansi di daerah ini telah berhasil mengimplementasikan kebijakan tersebut.
Inisiatif ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi dampak negatif rokok terhadap kesehatan, khususnya bagi para pegawai negeri dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar kawasan instansi. Penerapan KTR juga merupakan tindak lanjut dari peraturan bupati yang membatasi merokok di tempat-tempat umum dan fasilitas pelayanan publik.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumenep, Achmad Syamsuri, menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari kolaborasi yang solid antara pemerintah, instansi terkait, sekolah, dan masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi langkah cepat yang diambil oleh berbagai instansi di Sumenep. Dengan penerapan kawasan tanpa rokok, kami berharap dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan nyaman, serta mengurangi paparan asap rokok bagi mereka yang tidak merokok,” ujarnya, Kamis (23/1/2025).
Selain di kantor pemerintahan, penerapan kawasan tanpa rokok juga mulai diterapkan di sejumlah fasilitas umum lainnya, seperti rumah sakit, sekolah, dan tempat wisata. Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk masyarakat yang merasa lebih aman dan terlindungi dari dampak buruk rokok.
Meskipun ada tantangan dalam penegakan aturan, sebagian besar instansi yang telah menerapkan KTR berupaya mengadakan berbagai inisiatif untuk memastikan kepatuhan, seperti menyediakan area merokok khusus di luar ruangan dan meningkatkan sosialisasi tentang bahaya merokok.
Pemerintah berupaya terus memperluas penerapan kawasan tanpa rokok ini, dengan target 100 persen menerapkannya. Diharapkan, kebijakan ini dapat meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat Sumenep secara keseluruhan.
“Dengan langkah ini, Sumenep akan menjadi contoh daerah yang serius dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat,” pungkas Syamsuri. (*)