pekaaksara

Petik Laut Desa Bringsang Sumenep, Spritual Sakral Warisan Leluhur

Pekaaksara

Petik laut
Petik Laut di Desa Bringsang, Kecamatan Giligenting, Sumenep (ist)

SUMENEP, pekaaksara.com – Bagi warga Desa Bringsang, Kecamatan Giligenting, Sumenep, Jawa Timur, laut bukan sekadar bentang biru nan luas. Ia adalah nadi kehidupan, penjaga harapan, dan jembatan spiritual yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta.

Dari sanubari yang penuh syukur, masyarakat Bringsang kembali menghidupkan Tradisi Petik Laut, sebuah ritual sakral warisan leluhur yang setiap tahun diselenggarakan sebagai ungkapan terima kasih atas limpahan rezeki dari laut, sekaligus penghormatan bagi arwah pendahulu.

Perayaan dimulai sejak Kamis malam (24/4), saat irama organ tunggal mulai mengalun, menyelimuti desa dengan nuansa suka cita. Malam itu, laut tampak berseri, seolah ikut bersyukur bersama anak-anak pulau.

Keesokan harinya (25/4), suasana berubah menjadi syahdu dan khidmat. Kaum ibu Muslimat NU berkumpul membacakan salawat nariyah, menebarkan doa ke segala penjuru angin. Siangnya, digelar Haul Leluhur Desa, dikemas dalam pengajian umum, mengajak seluruh warga untuk merenungi jejak perjuangan mereka yang telah tiada.

Dan tibalah Sabtu pagi (26/4), puncak perayaan, puluhan perahu berhias bendera dan janur berwarna-warni, berbaris rapi di bibir pantai. Dengan iringan doa dan harapan, sesajen persembahan dilepas ke tengah laut. Sebuah simbol pengabdian, sebagai bentuk cinta kepada alam dan Penciptanya.

Perahu-perahu itu lalu mengelilingi Pulau Gili Genting, membawa serta tawa anak-anak, senyum para orang tua, dan semangat muda-mudi. Laut pun menjadi saksi bagaimana sebuah desa merayakan identitas, kebersamaan, dan warisan budaya yang terus dijaga dalam harmoni.

Kepala Desa Bringsang, Ahmad Muzakki kmengungkapkan kebanggaannya atas kekompakan warganya. “Petik Laut ini bukan hanya tradisi, tapi juga napas sejarah yang terus hidup. Ini adalah perayaan iman, budaya, dan kebersamaan yang tak boleh hilang di tengah gempuran zaman,” ujarnya penuh haru.

Jack juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh lapisan masyarakat dari tokoh adat, perangkat desa, para pemuda, hingga para perantau yang pulang kampung atas suksesnya gelaran ini.

“Semoga tahun depan lebih semarak lagi, lebih banyak cinta, dan lebih banyak keberkahan,” pungkasnya.

Acara ini digagas oleh Pemerintah Desa Bringsang bersama tokoh masyarakat, pemuda desa, dan warga rantau yang merindukan tanah kelahirannya. Sebuah kolaborasi lintas generasi demi menjaga bara tradisi agar terus menyala, selamanya (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI