SUMENEP, pekaaksara.com – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melalui Dinas Perikanan, terus memperkuat sektor perikanan budidaya ikan sebagai strategi utama dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Kepala Dinas Perikanan Sumenep, Agustiono Sulasno, menegaskan bahwa sektor akuakultur memiliki peran vital dalam menjaga ketersediaan protein hewani bagi masyarakat. “Perikanan budidaya, baik air tawar maupun laut, merupakan tulang punggung upaya kami menjaga keberlanjutan pasokan pangan,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).
Untuk budidaya darat, Dinas Perikanan menyalurkan berbagai bentuk bantuan kepada kelompok pembudidaya ikan seperti lele, nila, dan udang. Bantuan ini meliputi benih, pakan, kolam pembesaran, serta peralatan pendukung lainnya.
Skema tersebut dirancang agar petani ikan dapat langsung memulai usaha hingga masa panen tanpa terkendala sarana dasar.
“Langkah ini sangat penting untuk mempercepat produksi sekaligus menjamin ketersediaan ikan konsumsi, khususnya di wilayah daratan dan kepulauan seperti Kangean,” terang Agustiono. Ia menyebut permintaan ikan lele masih tinggi namun belum terpenuhi secara optimal, sehingga menciptakan peluang besar untuk pengembangan usaha lokal.
Selain lele, ikan nila dan gurame juga menjadi fokus budidaya meski memiliki waktu panen yang lebih lama sekitar enam bulan untuk nila dan sembilan bulan untuk gurame.
Sementara itu, untuk sektor budidaya laut, Dinas Perikanan fokus pada pengembangan rumput laut. Program ini dijalankan melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengingat keterbatasan anggaran daerah.
Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan dukungan terhadap nelayan berupa perlengkapan keselamatan seperti jaring, pelampung, dan lampu sorot untuk mendukung aktivitas melaut di malam hari.
Untuk tahun 2025, Dinas Perikanan Sumenep mengalokasikan dana sekitar Rp3 miliar guna mendukung berbagai program budidaya ikan dan rumput laut. Dana tersebut akan disalurkan kepada kelompok pembudidaya di beberapa kecamatan, termasuk Dungkek, Ganding, Guluk-Guluk, dan Pragaan.
“Kami berharap, dengan memperkuat kapasitas pembudidaya lokal, Sumenep tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan pangan daerah tetapi juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional,” pungkas Agustiono (*)
