RSUD Sumenep Melompat Jauh: Operasi Tanpa Pisau, Layanan Digital, dan Revolusi Kesehatan di Ujung Madura

pekaaksara.com

Rsud sumenep
RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep

SUMENEP, Pekaaksara.comRSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep terus menunjukkan kelasnya. Di bawah komando dr. Erliyati, rumah sakit milik Pemkab ini menjelma dari sekadar fasilitas layanan kesehatan menjadi institusi medis yang adaptif, progresif, dan jadi rujukan di ujung timur Madura.

Gebrakan besar baru saja ditorehkan. RSUD sukses menjalankan operasi tumor tiroid jinak tanpa menggunakan pisau bedah. Metode Radio Frequency Ablation (RFA) yang dipakai hanya membutuhkan tusukan seukuran jarum suntik. Prosedurnya cepat, minim risiko, tanpa rawat inap, dan langsung bisa pulang.

Direktur RSUD Sumenep dr. Erliyati mengungkapkan, terobosan itu menempatkan RSUD Sumenep sebagai rumah sakit pertama di Madura dan kedua di Jawa Timur yang menjalankan prosedur medis mutakhir tersebut. Artinya, pasien tidak perlu lagi dirujuk ke Surabaya atau Malang. Semuanya bisa ditangani di Sumenep.

“Ini bukan cuma kemajuan medis, tapi loncatan besar bagi pelayanan rumah sakit daerah,” ujar, Kamis (12/6).

Tak hanya di ruang tindakan, reformasi juga merambah sistem layanan dasar. RSUD telah menerapkan digitalisasi antrean, pra-booking poliklinik, dan pembayaran non-tunai berbasis virtual account. Semua dirancang untuk memangkas birokrasi, mempersingkat waktu tunggu, dan membuat pasien cukup fokus pada penyembuhan.

Peningkatan layanan spesialistik juga jadi prioritas. Poli Nyeri pertama di Madura resmi beroperasi. Layanan kemoterapi dan patologi anatomi kini tersedia. Rumah sakit juga memperkuat lini dokter spesialis untuk menjawab kebutuhan riil masyarakat tanpa harus bergantung pada rujukan luar daerah.

Peningkatan sarana turut digenjot. Gedung Poli Terpadu kini dilengkapi lift dan pendingin udara. Desain ruang tunggu disesuaikan dengan budaya lokal yang mengedepankan kenyamanan dan kekeluargaan. Modernisasi berjalan seimbang dengan nilai-nilai sosial masyarakat Sumenep.

Kritik publik dijadikan bahan evaluasi. Antrean farmasi kini lebih lancar setelah satu depo tambahan dibuka. Dua ruang tunggu keluarga juga telah disiapkan. RSUD tak hanya merespons, tapi langsung eksekusi di lapangan.

“Pasien tak perlu dirujuk ke kota lain. Cukup di Sumenep, semua bisa kami tangani,” imbuh Erliyati.

Layanan sosial juga dikembangkan. RSUD menghadirkan “La Sehat”, layanan antar pasien gratis untuk warga yang kesulitan transportasi saat pulang. Program ini menjadi bukti keberpihakan rumah sakit terhadap kelompok rentan dan masyarakat kecil.

Di sisi penunjang medis, RSUD sedang mempersiapkan unit CT scan kedua. Antrean yang makin padat jadi alasan percepatan. Layanan MRI dan bedah digestif subspesialis juga akan segera dibuka.

Bahkan, rumah sakit juga memperkenalkan layanan hiperbarik, yang masih jarang di daerah dan langsung mendapat apresiasi dari Wakil Bupati KH. Imam Hasyim.

Transformasi total ini menunjukkan arah yang jelas: RSUD Sumenep tak mau sekadar ikut arus. Rumah sakit ini membuktikan bahwa di tangan kepemimpinan yang mendengar dan bertindak, perubahan tidak butuh waktu bertahun-tahun. Cukup beberapa bulan untuk membalik wajah layanan (*)

Baca Juga

[addtoany]

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI