SUMENEP, pekaaksara.com – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Madura, mencatat lonjakan kasus campak dengan total 1.548 kasus hingga Agustus 2025.
Data ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Achmad Syamsuri, pada Kamis (14/8/2025).
Menurut Syamsuri, sebagian besar penderita merupakan anak-anak berusia 1 hingga 4 tahun yang tersebar di 30 kecamatan se-Kabupaten Sumenep. Kecamatan Kalianget menjadi wilayah dengan jumlah kasus terbanyak.
“Mayoritas kasus berasal dari wilayah Kalianget. Kami juga mencatat empat kasus kematian akibat campak, yang berdasarkan hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE), seluruh korban belum mendapatkan imunisasi,” ungkapnya.
Syamsuri menegaskan pentingnya imunisasi dasar lengkap bagi anak-anak guna mencegah berbagai penyakit menular, termasuk campak. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu membawa anak mereka ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi secara rutin.
“Imunisasi merupakan langkah preventif yang sangat penting sejak anak dilahirkan. Kami minta tenaga kesehatan di setiap wilayah untuk aktif memberikan edukasi secara berkelanjutan kepada masyarakat mengenai manfaat dan pentingnya imunisasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penyebaran virus campak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan serta cuaca ekstrem seperti yang terjadi belakangan ini.
Hal tersebut dapat mempercepat penularan, terutama pada anak-anak dengan daya tahan tubuh rendah. Oleh sebab itu, penting untuk dilakukan pengecekan ke faskes secara rutin.
Dinkes P2KB Sumenep berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya sosialisasi serta pelayanan imunisasi demi menekan angka kasus campak di wilayahnya (*)