SUMENEP, pekaaksara.com – Suasana riang dan penuh semangat terlihat di arena Festival Permainan Tradisional yang digelar di Lapangan PT Garam, Kecamatan Kalianget, Sumenep, Madura, Minggu (5/9/25).

Sebanyak 350 siswa sekolah dasar dari 7 kecamatan wilayah daratan ikut ambil bagian dalam kegiatan ini, yang bertujuan mengenalkan kembali permainan tradisional kepada generasi muda.

Festival ini bukan sekadar ajang bermain, melainkan juga upaya serius untuk merawat tradisi lama yang mulai terlupakan di era globalisasi. Dulu, permainan seperti kelereng, dakon, bekel, engklek, dan seludur sangat akrab dimainkan anak-anak sepulang sekolah bersama teman-temannya. Kini, permainan-permainan itu perlahan tergeser oleh gawai dan teknologi digital.

Salah satu permainan yang menarik perhatian adalah Seludur, yang dimainkan oleh dua tim, masing-masing terdiri dari lima orang. Permainan ini menguji kekompakan dan strategi tim, di mana para pemain harus menjaga lintasan agar lawan tidak bisa melewatinya.

“Seludur mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kerja sama dan pertahanan,” ujar Herli Wahyudi, ketua pelaksana kegiatan.

Selain seludur, permainan seperti kelereng, dakon, bekel, dan engklek juga dimainkan dengan antusias oleh para peserta. Setiap permainan memiliki nilai edukasi dan filosofi kebersamaan yang kuat.

“Anak-anak jadi tahu bahwa permainan tradisional tidak kalah seru dibandingkan permainan digital. Bahkan, permainan ini bisa mempererat hubungan sosial dan mengasah kecerdasan,” tambah Herli.

Kegiatan ini disambut positif oleh para guru dan orang tua. Mereka berharap, festival seperti ini bisa menjadi agenda rutin untuk menghidupkan kembali warisan budaya lokal yang sarat nilai edukatif.

“Melalui festival ini, kami ingin anak-anak tidak hanya mengenal permainan tradisional, tapi juga merasakan langsung makna kebersamaan di dalamnya,” tutup Herli (*)