SUMENEP, pekaaksara.com – Sejumlah aktivis Sumenep yang mengatasnamakan Gerakan Pemuda Segitiga (GPS) Desa bersama kiai merukiah Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR).
Aktivis beranggapan bahwa Dinas PUTR Sumenep telah kerasukan arwah gentayangan sehingga tidak mempan meskipun diminta memperbaiki infrastruktur jalan. Padahal tanggungjawabnya.
“Perlu kita rukiah Dinas PUTR ini. Usir arwah gentayangan yang mungkin ada dalam jiwanya,” ucap Koordinator Aksi GPS Desa Nur Hayat, Kamis (08/06/2023) kepada pekaaksara.com.
Rukiah ini merupakan lanjutan dari aksi demonstrasi di depan Kantor Dinas PUTR pada Rabu (07/06/2023) kemarin.
Para aktivis GPS-Desa sempat menyodorkan kotak amal kepada pengendara yang melintas di area tersebut untuk dipergunakan membeli bahan untuk perbaikan jalan penghubung Gapura Tengah-Tamidung yang sudah 14 tahun dibiarkan rusak dan dinilai tanpa perhatian Dinas terkait.
Padahal kata Hayat, jalan tersebut merupakan salah satu akses untuk kelancaran perekonomian masyarakat serta menuju Pondok Pesantren di wilayah itu.
Hayat mengaku, akan terus berjuang hingga jalan tersebut benar-benar diperbaiki oleh Dinas PUTR. “Kita akan kawal sampai tuntas,” pungkasnya.
Baca Juga: Dinas PUTR Sumenep Tak Kunjung Perbaiki Jalan Tamidung Gapteng Aktivis Sodorkan Kotak Amal
Sebelumnya, aktivis Sumenep yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Segitiga (GPS) Desa menyodorkan kotak amal di depan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) setempat saat menggelar demonstrasi, Rabu (07/06/2023).
Hal tersebut dilakukan oleh sejumlah pemuda GPS Desa sebagai bentuk Sarkas terhadap Dinas PUTR yang dinilai lamban dalam melaksanakan tugas untuk perbaikan jalan di Sumenep.
Aktivis GPS-Desa mendesak, jalan penghubung tersebut terealisasi di tahun 2024, menganggarkan Rp1 M di PAK 2023 sebagaimana telah disampaikan melalui audiensi yang melibatkan Komisi III dan Dinas PUTR dan segera diperbaiki sebelum PAK 2023. (*)