SUMENEP, pekaaksara.com – Libur lebaran idul adha, kebiasaan masyarakat pada umumnya memilih untuk menghabiskan waktu bersama di berbagai tempat yang disukainya. Termasuk wisata.
Akan tetapi, jika ke Sumenep jangan sampai lewatkan empat destinasi wisata religi ini sebagai salah satu upaya mendekatkan diri kepada sang maha pencipta.
Asta Tinggi Sumenep
Asta tinggi berlokasi di Kecamatan kota Sumenep. Bangunan itu merupakan salah satu tempat peristirahatan terakhir para raja-raja dan keluarga bangsawan Sumenep. Makam itu dibangun sekitar abad ke-17.
Pasalnya, Asta Tinggi dibangun oleh Pangeran Rama, pada saat Keraton Sumenep masih di bawah pemerintahan Kerajaan Mataram.
Pasarean Asta Buju’ Panaongan
Asta buju’ panaongan baru ditemukan pada 13 September 1999. Asal mulanya, sang juru kunci Imam Syafi’i bermimpi melihat cahaya di sebelah barat daya pohon siwalan, tepatnya ada pasir yang timbul.
Kemudian digali. Pada malam ke enam, pertama kali ditemukan pagar makam, yang kemudian disusul dengan penemuan beberapa makam lengkap beserta nisan yang telah bertuliskan nama masing-masing almarhum/almarhumah. Lokasinya, di Kecamatan Pasongsongan, Sumenep.
Asta Sayyid Yusuf Talango
Asta Sayyid Yusuf terletak di Kecamatan Talango, Sumenep. Untuk sampai di wisata religi tersebut, pengunjung harus melintasi lautan dari pelabuhan Kalianget.
Konon katanya, asta ini dikenal sebagai makam dari ulama sufi bermama Syekh Yusuf al Makassari, yang diketahui sebagai mursyid atau pembimbing tarekat khalwatiyah.
Mitos yang berkembang di masyarakat, ketika Sultan Abdurrahman Pakunataningrat, seorang raja Sumenep, hendak bepergian menuju pulau Bali. Di tengah perjalanan, sesampainya di sebuah pulau, Sultan Abdurrahman melihat petilasan cahaya. Dari petilasan cahaya itulah kemudian ditemukan sebuah makam yang ternyata adalah makamnya Sayyid Yusuf.
Masjid Agung Sumenep
Masjid Agung Sumenep menampilkan desain bangunan kerajaan yang telah berdiri sejak tahun 1779 Masehi.
Gaya arsitekturnya gabungan dari berbagai unsur budaya Persia, Arab, Cina, India dan Jawa. Menjadi simbol bahwa Islam senantiasa menjaga dan mengayomi kerukunan umat beragama di Sumenep.
Warna bangunan dominan hijau, kuning dan putih tersebut berada di jantung kota. Tepat di sebelah barat Alun-alun Taman Adhipura Sumenep.
Didalamnya ada tiga kubah yang berisi makam-makam raja dan kerabat Keraton Sumenep terdahulu. (*)