SUMENEP, pekaaksara.com – Bunda PAUD Sumenep, Nia Kurnia Fauzi mengatakan, budaya yang secara geografis berada di ujung timur pulau Madura ini tidak akan pernah kusam walaupun kepanasan. Juga tidak ada pernah lapuk meskipun diguyur hujan.
Hal tersebut dia ungkapkan saat menghadiri dan melepasa pawai budaya Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Sumenep, Sabtu (04/11/2023) di depan Rumdis Bupati Sumenep.
BACA JUGA: Jaga Kearifan Lokal melalui Pawai Budaya IGTKI Kabupaten Sumenep
Menurutnya, budaya Sumenep akan terus ada sampai kapanpun atas kebersamaan seluruh masyarakat khususnya Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia atau yang disingkat dengan IGTKI Sumenep dengan menggelar pawai budaya ini.
Nia Kurnia Fauzi pun menyebut, dengan acara seperti ini juga kearifan lokal semakin terjaga dan budaya Sumenep akan terus tumbuh subur sampai kapanpun.
Massa boleh berlalu, era boleh berjalan, tapi sebagai warga Sumenep harus selalu bersatu padu menjaga dan merawat budaya Sumenep sampai akhir hayat.
“Terimakasih IGTKI Sumenep yang selalu menjaga dan merawat budaya dengan kebersamaan ini. Sukses selalu dan satu kata untuk semuanya, luar biasa,” ujarnya.
Diketahui, pawai budaya yang digelar IGTKI Sumenep ini dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-754 Sumenep sekaligus Hari Guru Nasional 2023 dengan diikuti seluruh IGTKI Sumenep di 19 Kecamatan dengan membentuk regu.
Kegiatan ini sangat unik. Sebab, masing-masing regu mengenakan baju adat khas Sumenep dan berjalan kaki sembari menampilkan bermacam suguhan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Salah satu diantaranya, guru TK Kecamatan Kalianget menampilkan selamatan tujuh bulanan ibu hamil, Manding lebih pada pengenalan gadis Madura yang dikenal dengan Marlena.
Kecamatan Saronggi, tampil dengan Adat Nyadar yang biasa diperingati sebagai rasa syukur atas panen garam, Tari Keris ditampilkan Kecamatan Kota Sumenep, dan Batu Putih lebih kepada pengenalan Napak Tilas Arya Wiraraja dan lain-lain semacamnya. (*)