SUMENEP, pekaaksara.com – Puluhan massa aksi yang tergabung dalam organisasi Gerakan Pemuda Timur Daya (Garda Raya) membubarkan diri usai mendapat arahan dari Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo melalui video call whatsapp.
Saat menggelar aksi, pria yang disapa Cak Fauzi itu sedang berada di luar kota dalam menjalankan tugas sebagai Kepala Daerah.
“Terimakasih teman-teman yang sudah menyampaikan aspirasinya. Yang menjadi harapan sampean kita akan rapatkan setelah datang ke Sumenep,” ucapnya.
Dia mengaku sudah mengetahui seluruh aspirasi yang disampaikan para massa aksi sejak pertama menggelar demonstrasi di Puskesmas Batang-batang.
Terkait permintaan masyarakat untuk segera mencopot Kepala Puskesmas Batang-batang sekaligus petugas medis yang mengambil darah dari tumit bayi itu tidak bisa langsung semerta-merta dilakukan.
Sebab, papar Bupati Fauzi, hal tersebut ada mekanisme yang harus dipatuhi. “Kalau langsung menggeser, saya yang salah karena ada mekanismenya. Yang penting, harapan sampean kita akan rapatkan,” ujarnya.
“Sudah, tidak usah ramai-ramai. Terimakasih masukannya,” imbuhnya.
Korlap aksi Garda Raya, Yondi mengaku sudah menemukan titik terang setelah mendengar langsung arahan dari Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo.
“Saya sangat senang karena sekarang sudah terjawab persoalan yang ada di Batang-batang. Tadi Pak Fauzi sudah mengatakan akan segera menindaklanjuti itu dengan rapat,” ucapnya.
“Semoga segera mengevaluasi seluruh Kapus se Sumenep. Karena adanya SHK ini menjadi atensi besar seperti yang telah terjadi di Batang-batang,” harapnya.
Diketahui, sejumlah warga yang mengatasnamakan Garda Raya kembali mendatangi kantor Pemkab Sumenep buntut kasus meninggalnya bayi berusia enam hari di Desa Tamidung, Batang-batang, Sumenep, Jumat (8/12/2023) sore.
Massa aksi meminta Pemkab Sumenep, khususnya Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo untuk segera mengevaluasi Kepala Puskesmas Batang-batang sekaligus petugas yang mengambil darah bayi dari tumit.
Bayi tersebut merupakan anak dari pasangan Abd. Aziz dengan Rumnaini. Bayi itu meninggal dunia diduga usai diambil darahnya dari tumit dalam rangka skiring hipotiroid kongenital (SHK). (*)