SUMENEP, pekaaksara.com – Pengamat Demokrasi Abdul Mahmud, menyebut bahwa, penyelenggara Pemilu 2024 di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, gagal hadirkan demokratis.
Pasalnya, banyak sekali kejadian yang dinilai mencoreng demokarasi itu sendiri. Misalnya, dugaan kecurangan yang kian marak di Perbincangkan di berbagai wilayah.
Seperti yang dikabarkan terjadi di Daerah Pemilihan (Dapil) 2, 3, 8, 7 dan 5. Kejadian tersebut menurutnya mengindikasikan terjadinya masalah yang ada ditengah masyarakat.
“Kami melihat gemuruh isu di masyarakat terkait dugaan kecurangan, para penyelenggara tidak satupun kami lihat serius melakukan inventarisir terhdap hal itu,” ucapnya.
Eks Ketum PC PMII Sumenep tersebut menilai ketika penyelenggara ugal-ugalan merusak demokrasi melalui lembaga demokrasi dengan cara demokratis akan menyebabkan samakin terpuruknya Negeri ini.
“Demokrasi ibarat bunga mawar, indah nan mempesona, tapi melukai bagi yang memegang karena durinya dan duri itu adalah penyelenggara pemilu,” tegasnya.
Lebih lanjut, dirinya meminta Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) untuk segera turun tangan melakukan investigasi terkait segudang masalah dan kecemasan publik yang terjadi belakangan.
“Bawaslu dan KPU jangan menjadi pejabat pasif yang tidak punya kepekaan dan nurani dengan memberikan kesan seakan tidak terjadi apa-apa,” ujarnya.
Menurut dia, perilaku penyelenggara pemilu bagai sekumpulan para kartel yang berjamaah membunuh masa depan Demokrasi (*)