SUMENEP, pekaaksara.com – Upaya melestarikan dan menjaga budaya tradisional agar tidak tergerus modernisasi dilakukan Pemkab Sumenep, Madura, dengan menggelar festival kuda menari (Jaran Serek).
Suasana tradisional begitu kental terasa dengan alunan musik saronen, tongtong dan alat musik perkusi lainnya berpacu seirama menambah suasana tradisional yang masih terjaga.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan, kuda menari (jaran serek) ini merupakan tradisi penyambutan para tamu besar kerajaan dahulu.
Bahkan masyarakat umum pun menggunakan tradisi tersebut dalam sebuah hajatan. Misalnya, pernikahan, haflatul imtihan dan lain sebagainya.
Festival ini sengaja digelar bertujuan untuk mengajak warga Sumenep dan sekitarnya untuk bersama-sama merasakan suasana tradisional di kota keris ini di masa dahulu.
“Kita laksanakan festival kuda menari untuk tetap menjaga tradisi warisan leluhur. Saat kita menyaksikan langsung, masa tradisional sangat terasa,” kata Bupati Fauzi.
Dan ini juga, lanjut dia, sebagau bentuk penghormatan kepada para leluhur yang telah mewarisi beragam budaya, salah satunya kuda menari ini.
“Kita sebagai penerus tidak boleh melupakan apalagi menghilangkan budaya yang ada. Haris kita jaga,” ucap Bupati Fauzi.
Lapangan Giling dijadikan tempat pagelaran festival karena disekitar lokasi banyak para pelaku UMKM yang menjajakan jualannya.
Dengan cara ini juga, membantu mereka untuk menambah pendapatannya. “Selain kita merawat tradisi, juga berkewajiban untuk meningkatkan pendapatan pelaku usaha,” terang dia.
Diketahui, festival kuda menari diikuti sebanyak 60 peserta dari berbagai wilayah di Kabupaten Sumenep. Masing-masing pendamping kuda mengenakan baju adat Madura.
Jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) dan undangan mengendarai kuda menari dari lapangan giling hingga depan pendopo keraton setempat.
Acara ini merupakan serangkaian kegiatan dari Sumenep Calendar of Event 2024 (*)