SUMENEP, pekaaksara.com – Jamasan Keris yang bertempat di Desa Aeng Tongtong, Kecamatan saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, berlangsung sakral dan penuh khidmat.
Jamasan Keris ini diselenggarakan oleh Paguyuban ’Pelar Agung’, masyarakat serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.
BACA JUGA: Haul Akbar Jamasan Keris Desa Aeng Tongtong Bentuk Penghormatan kepada Leluhur
Prosesi Jamasan Keris ini sendiri berlangsung dalam beberapa rangkaian kegiatan yang diawali dengan pembacaan surat fatihah, penyerahan air dan keris yang dibawa oleh petugas diberikan kepada Dewan Empu. Kemudian ditutup dengan doa.
Diketahui, air yang digunakan untuk penjamasan diambil dari tujuh sumber mata air kuno di tiga titik. Taman Sare Keraton, Kecamatan Lenteng dan di Saronggi Sendiri. Air diwadahi gentong ukuran kecil dibalut kain kafan.
Sakralnya Jamasan Keris dapat terlihat mulai dari penyerahan air, keris yang diwadahi kotak berbentuk segi empat diringi syair hingga prosesi penjamasan keris oleh Dewan Empu.
BACA JUGA: Tradisi Jamasan Keris di Sumenep Gunakan 7 Sumber Mata Air Kuno
Dewan Empu menjamas keris dengan memandikan, hingga menyiramkan minyak khusus ke keris.
“Saya berharap tradisi turun-temurun ini juga dapat terus kita laksanakan di waktu mendatang. Karena kegiatan ini memiliki makna yang mendasar, di mana sebagai bentuk rasa syukur sekaligus kewajiban dan rasa bangga dalam menjaga kekayaan, “ ungkap Empu Keris Paguyuban Pelar Agung, Ika Arista.
Sementara Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menyampaikan, Jamasan Keris ini adalah salah satu budaya warisan leluhur yang masih dilestarikan sampai saat ini.
Menurut Bupati Fauzi, pada hakekatnya merupakan khazanah budaya asli masyarakat Sumenep, sehingga perlu dijada dan dilestarikan karena mengandung nilai-nilai religius yang sangat tinggi.
Bupati Fauzi juga menambahkan, sejatinya dari kegiatan ini sebagai upacara pengucapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkatnya kepada umat manusia utamanya masyarakat setempat, yang telah mengaruniai Desa Aeng Tongtong sebagai wilayah pengrajin keris.
“Saya berharap jamasan keris tidak hanya sebagai bentuk pelestarian budaya semata, akan tetapi juga sebagai wadah memupuk kebersamaan, menyatukan visi misi dan komitmen untuk membangun daerah ke depan sebagai tindakan nyata dan implementasi dari rasa sukacita dan syukur,“ ujar Bupati Fauzi.
Gelaran Jamasan Keris dihadiri masyarakat sekitar, pelajar, jajaran Forkopimda, Forpimka setempat (*)