2025, Bupati Fauzi Berupaya Tuntaskan Jalan Hotmix Gapura Tengah-Tamidung

Pekaaksara

Bupati Fauzi
Malam tasyakuran refleksi kemerdekaan RI di Desa Tamidung (Foto: Mas Ayak/Pekaaksara.com)

SUMENEP, pekaaksara.com – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo menghadiri acara Tasyakuran Refleksi Kemerdekaan RI ke-79 serta do’a bersama untuk pahlawan kemerdekaan Republik Indonesia, yang digelar Pemuda Timur Daya Djaya (Pradja) pada Kamis (29/8/2024) malam di halaman Madrasah Nurul Islam Tamidung.

Dalam sambutannya, Bupati Fauzi mengatakan, memperingati hari kemerdekaan adalah sebuah keharusan bagi setiap warga negara, terutama bangsa indonesia.

Mengingat kata dia, bangsa ini lahir dari sebuah perjuangan panjang para pahlawan untuk mencapai kemerdekaan seperti yang dirasakan saat ini.

“Kita sebagai warga negara harus menyambut kemerdekaan dengan bahagia, mendoakan para pejuang yang telah berhasil mengusir penjajah dari tanah indonesia,” ujarnya.

Sebagai pemuda, pesannya, punya rasa tanggungjawab besar menjaga kedaulatan bangsa. Salah satu contoh, menjaga kebergaaman, merawat tradisi yang baik serta melibatkan diri dalam pemajuan daerah.

Termasuk pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan pendidikan, ekonomi, infrastruktur maupun sosial.

Pihaknya pun komitmen dalam pemajuan daerah. Yang diantaranya ia buktikan dengan pembangunan infrastruktur jalan di berbagai wilayah di Kabupaten Sumenep. Salah satunya di jalan Gapura Tengah-Tamidung yang saat ini sudah dibangun jalan hotmix.

Jalan tersebut merupakan akses utama masyarakat dalam pendidikan serta pertumbuhan ekonomi masyarakat desa.
Dan Bupati Achmad Fauzi berupaya menuntaskan pengerjaan jalan tersebut di tahun 2025.

Tasyakuran kemerdekaan ditutup dengan orasi kebangsaan oleh Budayawan Sumenep, Ibnu Hajar. Dalam orasinya dia memaparkan, sangat penting mensyukuri arti kemerdekaan dengan cara mengisi ruang publik dengan hal yang berguna bagi pemuda.

“Pemuda tidak bisa dinafikan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Pemuda pada saat itu ikut berjuang melawan para penjajah,” ungkapnya.

Kemudian pada 28 Oktober 1928 yang dikenal dengan hari sumpah pemuda, kemudian peristiwa Rengasdengklok yang satu sebelum kemerdekaan terjadi perbedaan pendapat antara kalangan muda dan tua.

“Para pemuda turut memberikan masukan terhadap isi teks-teks proklamasi yang akan dibacakan oleh Presiden RI pertama, Soekarno,” paparnya.

Oleh karena itu, Ibnu Hajar berpesan kepada kaum pemuda untuk terus mengisi ruang kemerdekaan seperti saat ini dengan ikutserta memajukan daerah yang dilandasi pengetahuan dan wawasan luas.

Turut hadir dalam kegiatan ini, jajaran OPD, Forpimka, anggota DPRD Sumenep Samieoddien dan masyarakat setempat (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI