Giat Sosialisasi SRG GTK Disdik Sumenep Berikan Dampak Positif

Pekaaksara

Disdik Sumenep
Sosialisasi sekolah responsif gender bersama KKKS Kecamatan Manding (Foto:Pekaaksara.com)

SUMENEP, pekaaksara.com – Kegiatan sosialisasi Sekolah Responsof Gender yang dilakukan Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Madura, berdampak positif terhadap dunia pendidikan setempat.

Diketahui bahwa, Bidang GTK Disdik Sumenep menyosialisasikan program nasional tersebut sejak tanggal 28 Agustus 2024 dengan menghadirkan KKKS se Sumenep di Hotel Asmi, jalan Kapten Tesna, Kecamatan Kota.

Sepekan kemudian, Kabid GTK Disdik Sumenep, Akhmad Fairusi bersama jajaran turun langsung ke masing-masing Kecamatan dalam rangka memonitoring program itu. Dimulai dari KKKS Kecamatan Kota dan KKKS Kecamatan Kalianget pada Senin, 2 September.

Tanggal 3 September ke KKKS Kecamatan Rubaru, 4 September KKKS Kecamatan Giligenting, 5 September KKKS Kecamatan Ambunten, 7 September KKKS Kecamatan Lenteng dan KKKS Kecamatan Bluto.

Lanjut di tanggal 9 September bersama KKKS Kecamatan Manding dan KKKS Kecamatan Batu Putih, 10 September KKKS Kecamatan Pasongsongan, 11 September dengan Kelompok Pengawas Pendidikan SD se Sumenep di Kecamatan Pragaan dan KKKS Kecaman Ganding. Kemudian 12 September ke KKKS Kecamatan Guluk-guluk.

Dalam pertemuan dengan 12 KKKS tersebut, Fairus sapaan akrabnya memberikan berbagai wejangan terkait kemajuan dunia pendidikan dan peningkatan kualitas tenaga pendidik itu sendiri.

Menurutnya, pendidikan adalah acuan utama dalam pengembangan potensi diri untuk mencapai cita-cita yang bagus di kemudian hari dan tentu untuk masa depan cemerlang.

Begitu juga dengan sekolah responsif gender yang getol terus dirinya tekankan kepada para guru-guru di bawah naungannya, baik negeri maupun swasta agar segera direalisasikan di masing-masing sekolah.

Tujuan program sekolah responsif gender dalam rangka menekan kasus-kasus bullying, pelecehan, kekerasan, maupun kasus lain terhadap siswa-siswi di dunia pendidikan.

Sekolah tidak cukup dimaknai sebagai tempat untuk menuntut ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menjadi ruang bagi peserta didik dalam mengaktualisasikan diri dan menumbuhkan karakter, serta sebagai sarana menumbuh kembangkan potensi sosial, emosional, intelektual, spiritual dan kecakapan hidup yang baik.

Dirinya mengaku sangat miris ketika terjadi tindakan diluar batas yang sampai melibatkan guru maupun siswa. Fairus tidak mengharapkan yang sudah terjadi kembali menimpa dunia pendidikan.

“Saya selalu menekankan itu kepada seluruh guru di Sumenep. Jangan sampai terjadi, cegah sedini mungkin dengan berbagai cara terutama melalui sekolah responsif gender,” ujarnya.

Dampak positif dari program tersebut diungkapkan oleh Ketua Koordinator Kelompok Kerja Pengawas Sekolah Dasar (SD) se Sumenep, Imam Bukhari setelah monitoring kepada seluruh KKKS terutama yang sudah menerapkankannya, seperti di Kecamatan Bluto dan sebagian sekolah SDN.

“Setelah mendapat pelatihan dan penerapan dari GTK Disdik, kami (pengawas.red) langsung ke masing-masing sekolah untuk memastikan bahwa program SRG diterapkan, syukur Alhamdulillah ditindaklanjuti oleh KKKS,” katanya.

Dia pun mengaku secara pribadi bahwa, sekolah responsif gender sangat membantu terhadap dunia pendidikan lebih nyaman dan aman dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM). Sesama siswa saling menghormati, tidak membedakan satu sama lain begitu juga dengan guru.

“Kami komitmen program tersebut diterapkan sscara maksimal di dunia pendidikan,” tukasnya (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI