Tambang Galian C di Desa Kasengan Diduga Ilegal, Puluhan Rumah Warga Rusak, Pemilik Terkesan Acuh

Pekaaksara

pekaaksara.com, Sumenep – Kabag Perekonomian dan SDA Pemkab Sumenep Ernawan Utomo mengatakan, galian C di Desa Kasengan, Kecamatan Manding, Sumenep diduga ilegal. Jika benar, bisa dilaporkan ke pihak berwajib.

“Monggo dilaporkan kepada yang berwajib kakau galian C tersebut illegal. Bahwa rumah di Kasengan nyaris roboh akibat galian C tolong argumentasinya atau alibi harus kuat,” ucap Iwan sapaan akrabnya

Sejumlah rumah yang ada di sepanjang jalan Desa Kasengan, nyaris roboh. Hal itu diduga dampak galian C ilegal yang beroperasi selama bertahun-tahun.

Berdasarkan pantauan di lapangan, empat rumah hingga saat ini terancam roboh dan atapnya disanggah dengan menggunakan kayu atau bambu. Sementara puluhan lainnya, mengalami kondisi retak-retak yang cukup parah.

“Dampak galian C ilegal sebenarnya sudah cukup lama dirasakan,” tutur seorang warga sekitar inisal Z.

Menurut Z, meskipun tambang ilegal di sekitar lokasi itu sudah tak lagi beroperasi, namun, dampaknya masih sangat terasa dan sangat membahayakan bagi masyarakat sekitar.

“Kalau pengerjaan galian C-nya memang sudah berhenti. Tapi lihat saja dampaknya sampai saat ini, rumah-rumah banyak yang mau roboh,” ungkapnya

Bahkan lanjut Z, kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh galian C ilegal sudah semakin parah.

Diketahui sebelumnya, sepanjang 200 meter tanah di atas bukit, berjarak sekitar 50 meter dari lokasi galian C telah ambles, dengan kedalam sekitar 1 sampai 3 meter.

Saat hujan turun dengan intensitas yang tinggi, selalu terjadi bencana alam seperti banjir, longsor dan pohon tumbang. Mirisnya lagi, jalan umum ambles, sehingga dinilai dapat merugikan pengendara.

“Coba lihat saja jalannya gimana. Ambles. Gegara tambang galian C, ilegal pula yang repot banyak orang,” kesalnya

Menurut Z para pemilik tambang galian C seolah mengabaikan kerusakan lingkungan dan keselamatan penduduk sekitar.

Dia mencontohkan, para pemilik rumah yang kondisinya nyaris roboh, saat ini sudah tidak lagi menempati rumahnya. Sedangkan, beberapa warga lainnya memilih untuk mengungsi di tempat lain saat malam hari tiba.

“Kalau sudah begini, rumah tidak bisa ditempati, warga mengungsi. Lalu siapa yang akan mengambil tanggungjawab,” pungkasnya (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI