SUMENEP, Pekaaksara.com – Di tengah arus deras transformasi digital, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep terus bergerak cepat. Sabtu (14/6/2025), Disdik resmi membuka pelatihan intensif bertajuk Bimbingan Teknis Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) di Hotel Asmi, Sumenep.
Selama empat hari penuh, mulai 14 hingga 17 Juni 2025, sebanyak 129 guru tingkat SD dan SMP dibekali keterampilan teknologi mutakhir dari dasar-dasar pemrograman hingga pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam pembelajaran.
Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra, menekankan bahwa penguasaan teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan utama di dunia pendidikan modern. Ia menyebut, koding lebih dari sekadar bahasa mesin; ia adalah alat untuk membentuk cara berpikir logis, sistematis, dan terstruktur.
“AI bukan lagi alat bantu. Ia telah menjadi bagian dari ekosistem kerja dan pembelajaran yang tak terpisahkan,” ujar Agus saat membuka acara.
Lebih jauh, Agus menegaskan bahwa peningkatan literasi digital di kalangan guru adalah bagian dari kebijakan strategis nasional. Program ini juga selaras dengan semangat Kurikulum Merdeka dan digitalisasi pendidikan yang digaungkan Kemendikbudristek.
“Kami ingin semua guru, dari sekolah sasaran hingga non-sasaran, merasakan manfaat nyata dari program ini. Tidak boleh ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju transformasi digital,” tegasnya.
Tak hanya paham konsep, para peserta ditantang untuk bisa mengintegrasikan teknologi ke dalam proses belajar-mengajar. Mereka diharapkan menjadi pelopor perubahan di sekolah masing-masing.
“Guru hari ini harus lebih dari sekadar pengguna teknologi. Mereka harus menjadi kreator, pengarah, dan teladan dalam pemanfaatan teknologi yang bijak dan adaptif,” lanjut Agus.
Senada, Kepala Bidang GTK Disdik Sumenep, Akhmad Fairusi, menegaskan bahwa pelatihan ini bukan kegiatan seremonial belaka. Disdik berkomitmen untuk melakukan pendampingan dan evaluasi berkelanjutan.
“Kami akan turun langsung ke lapangan, dari daratan hingga kepulauan. Semua harus merasakan dampaknya,” tutup Fairusi (*)