Petani Tembakau Sumenep Terpukul, Harga Bibit Tembus Rp 100 Ribu Perbungkus

pekaaksara.com

Petani tembakau
Petani tembakau di Kecamatan Lenteng (Iqb/Pekaaksara.com)

SUMENEP, Pekaaksara.com – Petani tembakau di sejumlah wilayah di Kabupaten Sumenep kembali dibuat resah. Harga bibit tembakau naik drastis hingga tembus Rp 100 ribu per bungkus. Kenaikan itu dinilai sangat memberatkan, apalagi di tengah musim tanam yang tidak menentu akibat cuaca ekstrem.

Pantauan media ini, harga bibit tembakau yang semula berkisar Rp 25 ribu per 1.000 batang kini melambung hingga Rp 100 ribu bahkan Rp 125 ribu di beberapa desa sentra tembakau. Kondisi itu memukul petani, terutama yang harus melakukan penanaman ulang karena bibit sebelumnya gagal tumbuh akibat hujan berkepanjangan.

“Saya sudah dua kali tanam, tapi bibit banyak yang mati. Sekarang mau beli bibit lagi, harganya malah makin mahal,” keluh Tola’i, petani asal Desa Pakondang, Rubaru, Senin (21/7/2025).

Menurut Tola’i, tahun ini adalah musim tanam terberat dalam beberapa tahun terakhir. Selain harga bibit yang naik lebih dari dua kali lipat, cuaca yang tak menentu membuat banyak petani kesulitan menjaga pertumbuhan tanaman tembakau mereka.

Kondisi itu diperparah dengan pasokan bibit yang terbatas. Beberapa pengecer menyebut, kenaikan harga terjadi karena tingginya permintaan sementara pasokan dari luar daerah berkurang.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep Chainur Rasyid menyatakan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan bibit tembakau kepada petani melalui program Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun ini.

“Tahun ini ada 15 titik lokasi penyaluran bibit tembakau gratis untuk petani,” jelasnya saat dikonfirmasi.

Namun, jumlah lokasi penyaluran bantuan tahun ini memang berkurang dibanding tahun lalu yang mencapai 30 titik. Hal ini disebabkan keterbatasan anggaran.

Meski begitu, pihaknya tetap mendorong agar petani tembakau bisa mendapat akses bibit yang baik dan harga yang wajar. DKPP juga mengimbau petani untuk lebih waspada terhadap perubahan cuaca dan memilih bibit berkualitas agar tidak merugi.

“Kami terus pantau situasi di lapangan,” tambahnya.

Sementara itu, petani berharap ada upaya nyata dari pemerintah untuk menstabilkan harga bibit, memperluas bantuan, dan memberikan pendampingan teknis. “Kalau terus seperti ini, kami makin berat bertahan jadi petani tembakau,” tandas Tola’i (*)

Baca Juga

[addtoany]

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI