SUMENEP, Pekaaksara.com – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep terus mengupayakan penurunan angka stunting secara bertahap dan terukur. Target yang dipasang cukup ambisius, yakni prevalensi stunting turun menjadi 10 persen pada tahun 2025 ini.
Kepala Dinkes P2KB Sumenep, Ellya Fardasah, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Sumenep, Desy Febryana mengungkapkan, langkah strategis ditempuh melalui berbagai pendekatan, mulai dari intervensi langsung kepada kelompok rawan, hingga penguatan kolaborasi lintas sektor yang menyasar aspek pendukung di lingkungan masyarakat.
“Target ini disusun berdasarkan pendekatan yang sudah kami jalankan, baik intervensi spesifik maupun sensitif, serta pola kemitraan dengan banyak pihak di Sumenep,” katanya, Rabu (23/7/2025).
Desi menjelaskan, intervensi spesifik dilakukan dengan menyasar langsung ibu hamil, balita, dan remaja putri. Bentuk intervensinya antara lain berupa pemberian makanan tambahan, imunisasi, dan tablet tambah darah.
Sementara itu, intervensi sensitif diarahkan pada sektor pendukung seperti sanitasi, penyediaan air bersih, serta edukasi tentang pola asuh yang sehat dan tepat dalam keluarga.
Salah satu contoh nyata intervensi sensitif adalah pembangunan jamban sehat di lingkungan masyarakat. Meski terlihat sepele, upaya ini dinilai sangat berpengaruh dalam menekan angka stunting di Sumenep.
“Sanitasi yang buruk punya dampak besar terhadap stunting. Ini yang terus kami benahi bersama lintas sektor,” ujarnya.
Upaya penanganan stunting sendiri sudah dimulai sejak 2021. Hasilnya cukup signifikan dan menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun.
Pada 2022, angka stunting tercatat sebesar 21,6 persen. Di tahun 2023 menjadi 16,7 persen, dan pada 2024 kembali menurun menjadi 14 persen. (*)
(Iqb/pekaaksara.com)