SUMENEP, pekaaksara.com – Suasana haru menyelimuti Pendopo Keraton Sumenep, Madura, Sabtu (23/8/25), saat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyerahkan langsung bantuan bagi para penyandang disabilitas dan keluarganya.
Tangisan yang terdengar hari itu bukanlah tangisan kesedihan. Mereka adalah air mata syukur dari hati-hati yang selama ini menahan pilu dan lelah dalam diam.
Bagi sebagian penerima, bantuan ini bukan hanya soal materi, tapi tentang pengakuan bahwa perjuangan mereka selama ini akhirnya terlihat, dan bahwa harapan masih mungkin tumbuh.
Salah satu momen paling menggetarkan terjadi ketika seorang ibu, Amina, tak kuasa menahan air matanya saat sang anak menerima bantuan secara simbolis dari Gubernur.
Dengan suara bergetar, ia hanya bisa berucap lirih, “Terima kasih, Ibu Gubernur. Ini jawaban dari doa-doa panjang kami,” ungkapnya.
Tangis Amina mengalir deras, namun senyumnya tak bisa disembunyikan sebuah ekspresi kelegaan yang barangkali sudah bertahun-tahun tertahan. Para hadirin pun ikut larut, menyeka air mata yang tak mampu dibendung oleh rasa empati yang dalam.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa bantuan ini adalah bentuk hadirnya negara untuk semua lapisan masyarakat, terutama kelompok rentan.
“Kami ingin memastikan bahwa mereka merasakan kehadiran negara. Semoga manfaat dan barokah,” ucapnya.
Gubernur yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial RI itu menekankan bahwa keadilan sosial hanya bisa terwujud jika semua warga, tanpa kecuali, mendapat kesempatan yang sama untuk merasakan kehidupan yang layak.
Bagi banyak keluarga seperti Amina, hari itu bukan sekadar hari penerimaan bantuan. Ia menjadi titik balik sebuah pengingat bahwa di tengah kerasnya kehidupan, masih ada tangan yang terulur, masih ada harapan yang bisa dinyalakan kembali.
“Bantuan ini mungkin tak mengubah seluruh hidup mereka. Namun, di balik paket yang dibawa pulang, terselip sebuah pesan yang besar,” pungkas Gubernur Jatim (*)