Mensos Risma ke Sumenep, Sampaikan Penyakit hydrocephalus Bukan Aib

Pekaaksara

Mensos RI Tri Rismaharini saat mengunjungi penderita hydrocephalus di Sumenep (istimewa)

pekaaksara.com, Sumenep – Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan, penyakit hydrocephalus bukan aib. Namun, yang bersangkutan bisa saja mengalami kelainan saat hamil.

Hal itu diungkapkan saat mengunjungi dua anak penderita penyakit tersebut di RSI Kalianget, Sumenep, Minggu (14/5).

Pihaknya mengunjungi penderita penyakit tersebut usai mendapat surat dari Aktivis Ansor Sumenep beberapa waktu lalu yang ditujukan kepada dirinya sendiri.

“Ada anggota Ansor menulis surat ke saya tentang kondisi tersebut,” katanya.

Jika terdapat kasus serupa, Risma meminta masyarakat agar segera menyampaikan kepada pihak yang bersangkutan, termasuk jajaran di bawah naungan Kementerian Sosial.

Hal itu dimaksudkan agar, Kemensos bisa memberikan bantuan lebih cepat dan mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah hal serupa terjadi kepada warga lain.

Pasien yang memiliki nama Muhammad Jamal Kurniawan itu, diketahui mengalami kondisi kepala besar sejak usianya masih empat bulan. Hingga saat ini, seluruh kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan dari keluarganya.

Dalam kesempatan yang sama, Mensos Risma menyerahkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) berupa kebutuhan dasar dan nutrisi, mainan anak, bantuan kewirausahaan dan biaya operasional selama pengobatan.

Tak hanya mengunjungi Jamal, Mensos Risma kemudian menemui Nur Asiyah, seorang anak berusia delapan tahun, yang juga menderita hydrocephalus dan bronchopneumia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moh Anwar Sumenep.

Anak dari pasangan Nurul yakin dan Nurhayati yang merupakan warga Desa Brakas, Kecamataan Raas, Kabupaten Sumenep itu mengidap hidrosefalus sejak usianya masih dua bulan.

Mensos kembali menyerahkan bantuan berupa kursi roda adaptif, bantuan kebutuhan dasar dan nutrisi, mainan anak, serta bantuan operasional selama pengobatan.

Diinformasikan, Mensos juga menawarkan kepada keluarga Jamal, agar pengobatan dilakukan di Solo. Dengan demikian, pihaknya bisa melakukan kontrol secara maksimal. (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI