SUMENEP, pekaaksara.com – Sebanyak 125 nelayan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura, yang tergabung dalam kelompok nelayan Rawatan Samudra menggelar acara rutinan petik laut.
Ritual tahunan itu dilakukan sebagai bentuk wujud syukur atas karunia Allah SWT yang telah memberikan kehidupan pada warga dari hasil panen ikan laut.
Sebelum memasuki ritual petik laut, diawali dengan istighotsah dan doa bersama di masing-masing pangkalan.
Sebagai puncaknya, diakhiri dengan pawai kapal nelayan yang sudah dihias dengan pernak-pernik cantik. Kegiatan tersebut semakin khidmat.
Sebagian besar warga Masalembu berprofesi sebagai nelayan. Bagi mereka, laut merupakan sumber kehidupan. Oleh karena itu harus dilindungi dan dijaga dari berbagai ancaman, termasuk kapal cantrang.
Menurut Ketua Rawatan Samudra Matsehri mengatakan, hampir setiap tahun hasil laut nelayan di Masalembu mengalami penurunan yang cukup signifikan, yang biasanya mendapatkan ikan rata-rata 1 ton, menyusut menjadi 600-500 Kg.
Bagi mereka, penyebab penurunan tangkapan nelayan itu ada 3 faktor. Pertama, yakni kerusakan ekosistem laut Masalembu yang diakibatkan oleh keberadaan kapal cantrang dan bom ikan.
“Mereka mengeruk ikan tanpa pandang bulu, bahkan sampai terumbu karang yang menjadi rumah bagi ikan ikut hancur. Keberadaan kapal cantrang dan bom ikan ini menjadi ancaman bagi nelayan Masalembu yang notabene adalah nelayan tradisional, maka tak heran konflik antar nelayan intensitasnya begitu tinggi,” katanya, Rabu (19/07/2023).
Kedua, faktor keberadaan lalu lalang kapal besar yang tidak mematuhi prosedur, serta tidak jelasnya zonasi membuat keberadaan eksositem laut Masalembu terancam. (*)