SUMENEP, pekaaksara.com – Pemkab Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus berupaya menekan kenaikan harga beras di Sumenep. Salah satu upaya yang akan dilakoninya, menyalurkan beras ke Pasar Bangkal dan Anom setempat bersama Bulog Madura.
Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setdakab Sumenep Dadang Desi Iskandar mengatakan, pihaknya tengah berkordinasi dengan Bulog Madura terkait hal itu pada Kamis (07/09/2023) kemarin.
Beras yang akan disalurkan ke dua pasar tradisional di Sumenep itu guna menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan beras agar tetap terjamin hingga akhir tahun 2023 nanti.
Selain itu, juga sebagai upaya menekan angka kemiskinan di Sumenep. “Ketika beras tercukupi dan harga rendah, masyarakat aman memenuhi kebutuhan pangannya,” kata Dadang, Jumat (08/09/2023).
Menurutnya, harga beras di Sumenep mengalami kenaikan. Hal itu terjadi karena musim tanam yang seharusnya dilakukan bulan ini mundur karena cuaca panas el nino bahkan skala nasional.
“Jadi, harga beras naik tidak hanya di Sumenep tapi global. Negara pengekspor beras seperti India, Vietnam sudah mengurangi terhadap ekspor beras demi menjaga stabilitas komoditi berasnya,” ungkapnya.
Upaya lain yang tengah dilakukan, pihaknya bakal koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, agar merekomendasi kerja sama dengan daerah lain di Jatim yang mempunyai potensi banyak beras.
Juga, pihaknya mengaku akan mengkoordinir petani pemilik beras lokal agar nantinya tidak hanya dinikmati sendiri tetapi juga dijual, sehingga kebutuhan pangan aman.
Pihaknya sebelumnya sudah melakukan operasi pasar. Hasilnya, memang harga beras naik. Sementara harga komoditi lainnya masih stabil.
Beras bengawan/premium harga tertinggi per Agustus Rp12.500 1 kilogram, naik menjadi Rp13.200 mengalami selisih harga Rp700 rupiah. Beras IR 64/lokal harga tertinggi Rp10.600 1 kilogram, naik menjadi Rp12.500 dan mengalami selisih harga Rp1.900. (*)