pekaaksara.com– Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menolak politisasi agama. Karena hal itu mengakibatkan fatal bagi kepribadian dan lingkungan.
“Jangan tunggangi agama demi memenuhi ambisi politik. Unat terpecah belah hanya karena beda orientasi politik,” tegas pria kelahiran Madura ini, Senin (6/3).
Menurut Islah, Politik sangat rawan dan berbahaya. Apalagi ketika politik menunggangi agama akan diajarkan membenci satu sama lain hanya karena beda orientasi pilihan politik.
Hal itu dikatakan tidak hanya terjadi saat ini. Melainkan pada saat zaman para Nabi.
Contohnya, Dzul Khuwaisirah protes kepada Nabi karena Nabi dituduh tidak adil dalam melaksanakan tugas.
Kemudian terbunuhnya sahabat Nabi yakni Saiyidina Ali yang dilakukan oleh sesama orang Islam. Kemudian Sayidina Usman, Sayidina Hasan dan Sayidina Husen yang tidak lain cucu Nabi.
“Padahal ini kesayangan Nabi. Gegara perbedaan pilihan, dibunuh oleh sesama Islamnya. Sangat miris,” ungkapnya
Tidak hanya itu, peperangan sesama Islam juga terjadi seperti perang Siffin, Jamal dan Uhud. Ketika agama ditunggangi Politik, sangatlah berbahaya.
Dirinya mengimbau masyarakat Madura untuk lebih berhati-hati pada momentum Tahun Politik. Perlu berhati-hati, jangan sampai terpengaruh oleh politik yang menunggangi Agama.
Untuk melawan itu semua, diperlukan perluasan Agama dengan Ilmu. Yang membuat jaya Agama adalah Ilmu, bukan Politik.
Bukan lantas orang Islam dilarang untuk berpolitik. Bahkan diwajibkan untuk berpolitik sebagaimana yang dikatakan seorang ilmuwan, Imam Ghazali dalam kitab ihyak ulumuddin.
Dengan catatan, berpolitik untuk mengisi ruang-ruang tersebut supaya tidak kelur dari maqashid syariah. (Pik/Red)