Disdik Sumenep Latih 50 Guru Bahasa Madura

Pekaaksara

Disdik Sumenep
Kabid GTK Disdik Sumenep, Akhmad Fairusi saat sambutan di hadapan 50 guru SD se Sumenep (Foto:Pekaaksara.com)

SUMENEP, pekaaksara.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, menyiapkan layanan pelatihan bagi guru mata pelajaran Bahasa Madura untuk jenjang Sekolah Dasar (SD). Sebanyak 50 tenaga pendidik disiapkan.

Pelatihan berlangsung di gedung SKD Batuan, Sumenep, Rabu (18/9/2024) pagi. Turut hadir, Kepala Bidang GTK Disdik Sumenep, Akhmad Fairusi mewakili Kepala Dinas (Kadis) Agus Dwi Saputra.

Dalam sambutannya, Akhmad Fairusi mengatakan, pelatihan tersebut untuk menyiapkan sumber daya guru sebelum menerapkan kurikulum Bahasa Madura di masing-masing Sekolah Dasar.

Di tengah arus modernisasi, keberlangsungan bahasa daerah perlu terus dijaga melalui pendidikan. Sebab, kata dia banyak bahasa daerah yang kondisinya terancam punah dan kritis.

Menurutnya, dalam kurun waktu 30 tahun terakhir telah ada 200 bahasa daerah yang punah sebagaimana dipaparkan oleh UNESCO dengan penyebab utamanya karena penutur jatinya tidak lagi menggunakan bahkan tak mewariskan bahasa itu kepada penerus.

“Sebagai asli orang Madura, tidak ingin bahasa kebanggaan kita ini punah. Sampai kapanpun harus tetap ada karena Bahasa Madura adalah pemersatu bangsa,” ujarnya.

Peran pendidikan dalam melestarikan budaya dan bahasa lokal sangat penting. Sebagai lembaga formal, tidak hanya sebagai tempat ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi rumah untuk belajar tentang kekayaan budaya dan bahasa daerah para generasi muda.

“Guru memiliki peran strategis dalam mengajarkan bahasa lokal, menanamkan rasa bangga terhadap budaya sendiri, dan membentuk karakter anak-anak kita agar mencintai dan melestarikan warisan budaya daerah,” ucapnya.

Guru akan dilatih beberapa kekayaan daerah selama tiga hari kedepan. Terhitung mulai hari ini, Rabu (18/9/2024) hingga Jumat (20/9/2024) di lokasi yang sama.

Adapun materi yang menjadi fokus, yakni kebijakan mata pelajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal wajib, paramasastra, carakan, ondhagga basa, pidato, dungngeng dan sastra madura.

“Kami berharap, guru bisa mengikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya demi meningkatkan sumber daya bagi anak didik,” tukasnya (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI