UMKM Lokal Terpinggirkan, 80 Persen Peserta Pragaan Fair Justru dari Luar Daerah

pekaaksara.com

Stand UMKM di Pragaan Fair 2025. (Iqb/pekaaksara.com).

SUMENEP, Pekaaksara.com – Gelaran Pragaan Fair 2025 di Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, yang digadang-gadang mendukung pertumbuhan UMKM lokal, justru menyisakan sorotan tajam. Fakta terbaru menunjukkan bahwa sekitar 80 persen pelaku usaha yang terlibat berasal dari luar Pragaan.

Data ini diungkap oleh salah satu panitia kegiatan yang enggan disebutkan identitasnya. Menurutnya, banyak pelaku UMKM lokal memilih mundur karena tidak sanggup membayar biaya sewa stan yang dianggap terlalu mahal.

“Kebanyakan pedagang dari luar daerah. Yang dari Pragaan sendiri banyak yang tidak ikut karena keberatan biaya stan,” ujarnya, Jumat (1/8).

Kondisi ini berbanding terbalik dengan pernyataan resmi pemerintah yang menyebut kegiatan ini sebagai ajang untuk mendorong geliat ekonomi lokal. Nyatanya, pelaku usaha setempat justru tak mampu bersaing, bahkan terpinggirkan dari pusat kegiatan.

Sebelumnya diberitakan, biaya sewa stan di dalam lapangan dipatok Rp 750 ribu, sedangkan di sisi utara lapangan disebut menggunakan sistem “seikhlasnya.” Namun, di lapangan, sejumlah pedagang justru menyebut tetap harus membayar Rp 300 ribu, di luar biaya listrik.

“Bilangnya seikhlasnya, tapi tetap diminta Rp 300 ribu. Itu belum listrik Rp 10 ribu,” kata seorang pedagang dari Pragaan yang berjualan di sisi utara lapangan.

Tak hanya soal tarif, pedagang juga mengeluhkan posisi stan yang dianggap kurang strategis dan minim pengunjung. “Jauh lebih sepi daripada yang di tengah. Lokasinya kayak dibelakangi,” sambungnya.

Camat Pragaan, Indra Hernawan, sebelumnya menjelaskan bahwa tenda di bagian dalam disediakan pihak ketiga, bukan dari panitia, dan yang di luar bisa berdasarkan kemampuan pedagang. Namun, kondisi di lapangan tampak berbeda dengan narasi tersebut.

Diketahui, selain pungutan biaya sewa stan, panitia juga menghimpun dana dari 14 desa di Kecamatan Pragaan dengan nominal Rp 1,5 juta per desa, serta sumbangan dari instansi pemerintah, lembaga pendidikan, dan perusahaan swasta.

Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohammad Iksan, menyampaikan bahwa Pragaan Fair 2025 merupakan bagian dari kalender event kabupaten dan mendapat dana stimulan Rp 15 juta dari pemerintah. Dia berharap agenda ini bisa menggerakkan sektor UMKM lokal.

Namun melihat komposisi peserta yang justru didominasi pelaku usaha luar daerah, banyak pihak menilai bahwa agenda ini belum berpihak sepenuhnya pada pelaku UMKM lokal yang seharusnya menjadi ujung tombak kebangkitan ekonomi desa. (*)

Baca Juga

[addtoany]

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI