Jika Inflasi Tidak Segera Ditangani, Angka Kemiskinan di Sumenep Bertambah, Khususnya Kepulauan

Pekaaksara

pekaaksara.com, Sumenep – Ketua Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin) Sumenep Hoirul Anwar mengatakan, inflasi akan berdampak negatif. Satu diantaranya, angka kemiskinan naik.

Kenapa bisa berpengaruh terhadap naiknya angka kemiskinan, Hoirul memaparkan, daya beli masyarakat pada barang dan jasa turun karena tidak mampu. 

Tidak hanya itu, pendapatan riil pelaku usaha akan terus tergerus karena harga barang yang semakin mahal, sehingga standar hidup mereka juga akan semakin turun. 

“Ketika pembeli dan penjual mengalami itu, sudah pasti angka kemiskinan meningkat,”terangnya, Kamis (23/2).

Inflasi itu sendiri adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. 

Formula untuk menekan inflasi, perlu dilakukan operasi pasar agar tidak terjadi penimbunan barang. Hanya saja, lanjutnya, cara-cara itu tidak selalu terus menerus dilakukan. 

Yang harus dilakukan adalah, menemukan penyebab inflasi itu sendiri disebabkan apa. Ketika sudah ditemukan, bisa ada tratemen khusus yang akan diambil dari kebijakan pemerintah tingkat daerah hingga pusat.

“Ini tergantung pemerintah ya. Mau dibawa kemana masyarakat dengan ekonomi sekian dengan kekuatan produk domestik bruto,” jelasnya

Di Sumenep sendiri, lanjutnya, diprakirakan berdampak kepada warga Kepulauan karena akses transportasi dan produksi sangat jauh.

“Jadi akhirnya, pendapatan mereka tidak mampu menalangi kehidupannya. Kalau inflasi ini tidak terkendali, angka kemiskinan bisa terus mengalami kenaikan,” katanya

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Persentase penduduk miskin (P0) pada tahun 2022 sebesar 18,76 persen. Menurun sekitar 1,75 persen dibandingkan Maret tahun 2021.

Selama periode Maret 2021 – Maret 2022, baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Kabupaten Sumenep mengalami penurunan. P1 Maret 2022 sebesar 3,72 mengalami penurunan sebesar 1,01 poin dibandingkan Maret 2021. Sedangkan P2 Maret 2022 sebesar 1,16 mengalami penurunan sebesar 0,4 poin dibandingkan Maret 2021.

“Mumpung inflasi tidak parah, cara-cara strategis diatas perlu dilakukan,” pungkasnya. (Red)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI