SUMENEP, pekaaksara.com – Sumenep Calendar of Event 2024 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, menjadi sebuah pagelaran edukasi bagi penerus bangsa.
Hal itu diungkapkan Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo saat pagelaran festival Dream Wedding, kuliner Sumenep Tempoe Doloe di Pendopo.
“Dari pagelaran pertama hingga ke 15 event ini tujuannya untuk mengenalkan kekayaan Sumenep dari berbagai aspek khususnya kepada generasi,” ujar Bupati Fauzi.
Yang nantinya, diharapkan mampu memberikan pengetahuan terkait budaya, seni dan kekayaan lainnya yang dimiliki Sumenep untuk dapat dikenalkan ke seluruh penjuru dunia.
“Misalnya siswa yang akan lulus, lalu melanjutkan kuliah di luar. Mereka (Siswa.red) menyampaikan kepada publik bahwa Sumenep kaya akan budaya, kuliner, seni,” terangnya.
Sejak awal, setiap kegiatan yang dilaksanakan memberikan dampak besar terutama pengetahuan lebih terhadap siswa. Mereka terus dilibatkan dalam setiap event. Seperti lomba mewarnai tingkat TK/PAUD, menggmabar khusus SD/ sederajat dengan tajuk The Heritage of Madura.
Mendengar kata The Heritage of Madura saja sudah tahu bahwa, penyelenggara bertujuan untuk mengenalkan warisan para leluhur Madura yang sampai saat ini berdiri kokoh meskipun terkikis oleh terik panasnya matahari dan dinginnya air langit.
Lomba tersebut tidak hanya fokus menggambar. Akan tetapi, lebih menekankan pada sejarah-sejarah. Salah satu contohnya adalah Masjid Agung Sumenep yang usianya sudah ratusan tahun.
Kemudian pameran lukisan maestro Sumenep yang berlangsung di Pendopo Kraton selama enam hari. Ratusan lukisan itu dipajang rapi di area Pendopo dengan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan masyarakat umum.
Dengan pameran itu, semangat siswa untuk mengembangkan bakat dalam melukis tergugah dan bagaimana terus untuk belajar hingga menjadi hebat dimasa depan. Termasuk memahami cara mengawali hingga memaknai lukisan itu sendiri.
Ada juga festival Klennengan Dolanan yang menampikan anak-anak sedang bermain dengan iringan musik sambil bernyanyi lagu tradisional. Pesan moralnya, mengembalikan mereka pada massanya ditengah maraknya alat teknologi.
Selanjutnya, festival macopat tari dan musik tradisional yang merupakan budaya asli Sumenep. Siswa dapat melihatnya secara langsung maksud dan tujuan dari itu. Sehingga memiliki rasa tanggungjawab untu menjaga dan merawatnya.
Parade musik Tong-tong yang merupakan warisan budaya tak benda Sumenep. Mengenalkan kekayaan seni yang dimiliki daerah ujung timur pulau Madura ini.
Juga ada lomba rap karapan mini tingkat SD/sederajat. Dampak baik yang didapatkannya adalah mampu berfikir kreatif cara membuat permainan semacam karapan sapi yang mengadu kecepatan dan agar sedikit banyak tidak memprioritaskan HP.
Begitu juga dengan sepak bola mini yang melibatkan anak-anak Sekolah Dasar (SD). Yang didapatkan dari kegiatan ini adalah membangun kerja tim yang baik dan solid untuk membangun trik agar bisa mencetak kemenangan serta meraih kemenangan.
Festival Dream Wedding yang baru dilaksanakan kemarin, Sabtu (4/2/2024) diikuti seluruh lapisan masyarakat baik dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Menampilkan pasangan suami istri baru dengan mengenakan baju pengantin adat kraton Sumenep. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan didepan para penonton, kemudian duduk di kursi pelaminan disaksikan banyak orang.
Dengan acara ini memberikan pemahaman kepada generasi muda bahwa betapa indahnya nanti ketika sudah sampai difase itu. Apalagi mengenakan baju pengantin adat kraton yang meliputi Legha, Lilin dan Kapotren.
Terakhir, festival kuliner Sumenep tempoe doloe. Acara ini menampilkan makanan dan minuman khas zaman dahulu. Berlangsung di tempat terbuka dengan tujuan semua elemen bisa menyaksikan dan mengabadikannya.
Dengan itu, secara tidak sadar mengenalkan bahkan mengingatkan kepada generasi bahwa makanan favorit para leluhur, itu. Dan mengajarkan bagaimana kemudian untuk pandai bersyukur dengan keadaan sekarang yang sudah serba ada (*)