Investasi Budidaya Lobster di Kepulauan Sumenep: Pilar Ekonomi Baru Masyarakat Lokal

Pekaaksara

Lobster
Owner Balad Grup, Khalilur R Abdullah Sahlawy (Foto:Hayat/Pekaaksara.com)

SUMENEP, Pekaakaara.com – Kabupaten Sumenep, yang terletak di Pulau Madura, Jawa Timur, kini mencatatkan terobosan signifikan dalam sektor perikanan. Melalui proyek budidaya lobster, teripang, dan kerapu di Kepulauan Arjasa, Kangayan, dan Sapeken. Proyek ini digagas oleh Bandar Laut Dunia (Balad) Grup dan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Sumenep.

Menurut Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, investasi ini diharapkan menciptakan sektor unggulan baru di luar industri pertambangan dan migas yang selama ini dominan.

“Proyek ini merupakan investasi jangka panjang yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi kesejahteraan masyarakat lokal,” ujar Bupati Fauzi, Jumat (10/1/2025).

Owner Balad Grup, Khalilur R Abdullah Sahlawy, menambahkan bahwa proyek ini berpotensi menjadikan Sumenep sebagai pusat budidaya perikanan yang dikenal secara internasional. Lobster, yang akan dibudidayakan di 16 teluk di Pulau Kangean, dipilih karena kondisi perairan yang sangat mendukung, dengan arus yang tenang, tingkat salinitas tinggi, dan kedalaman ideal sekitar lima meter saat surut.

“Kami telah mempelajari praktik budidaya lobster di Vietnam, negara dengan industri lobster terbesar di dunia, dan kami yakin bahwa teluk-teluk di Kangean menawarkan potensi luar biasa untuk usaha ini,” ungkap Khalilur.

Selain lobster, teluk berlumpur di Kangean juga sangat cocok untuk budidaya teripang, sementara beberapa teluk dengan arus sedang akan dimanfaatkan untuk budidaya kerapu, yang memiliki permintaan tinggi di pasar internasional, khususnya Cina.

Proyek ini diyakini tidak hanya akan memberikan potensi keuntungan triliunan rupiah, tetapi juga akan memberdayakan masyarakat setempat. “Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa seluruh tenaga kerja yang terlibat berasal dari masyarakat sekitar,” tambah Khalilur.

Dengan luas teluk yang mencapai sekitar 30 ribu hektar, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi lokal dalam jangka panjang.

Khalilur mengungkapkan optimisme bahwa dalam 10 tahun mendatang, nilai investasi ini bisa mencapai lebih dari 100 triliun rupiah. Saat ini, mereka tengah menunggu peresmian dari Menteri Kelautan dan Perikanan untuk memulai budidaya secara resmi.

Kepala Desa Saobi, Hosaini, menyambut positif proyek ini. “Investasi ini akan membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal dan memperkuat ekonomi desa, terutama di Kepulauan Kangean,” katanya.

Hosaini juga berharap Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat terlibat lebih aktif dalam proyek ini, untuk memperluas dampak positifnya bagi warga setempat.

Proyek ini membawa angin segar bagi masyarakat Kepulauan Sumenep, yang mayoritas bekerja sebagai nelayan. Dengan hadirnya investasi ini, mereka tidak lagi perlu mencari pekerjaan di luar daerah, karena peluang ekonomi besar kini tersedia di lingkungan mereka sendiri.

“Harapan kami, proyek ini berjalan sukses dan memberi manfaat besar bagi seluruh masyarakat Sumenep,” tutup Hosaini. (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI