pekaaksara

Hadir DPD KNPI Baru di Sumenep sebagai Ruang Aktualisasi Kepemudaan yang Mapan

Pekaaksara

Musda DPD KNPI Sumenep (Foto:pekaaksara.com)

pekaaksara.com, Sumenep – DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) baru di Kabupaten Sumenep, Madura, Jatim resmi dibentuk.

KNPI dibawah kepemimpinan Hoirunnisa itu, terlahir di Sumenep berdasarkan Musyawarah Daerah (Musda) dengan dukungan dari berbagai organisasi kepemudaan. PMII, HMI, Aktivis Nasionalisme dan DKC Pramuka.

Mereka menandatangani pakta integritas sebagai dukungan penuh atas terbentuknya KNPI baru di Sumenep sebagai ruang aktualisasi kepemudaan yang lebih mapan.

Ketua DPD KNPI Jawa Timur Urip Prayitno turut hadir dalam pembentukan itu. Dia membacakan surat keputusan mutlak sebagaimana hasil Musda yang terselengaara secara profesional.

Tak hanya melahirkan DPD KNPI, melainkan juga telah melahirkan sosok nahkoda baru untuk menjalankan roda kepemimpinan KNPI dalam lima tahun kedepan. Yakni Imam Syafi’i.

Imam terpilih sebagai ketua berdasarkan hasil kesepakatan dan sepaham antar Organisasi Kemahasiswaan yang sudah memiliki nama di kancah Internasional.

“Di Sumenep ada dua organisasi kepemudaan yang sama-sama bernama KNPI,” tegas mandataris ketua DPD KNPI Sumenep Imam Syafi’i, Senin (17/4).

Dirinya tak memungkiri bahwa dirinya terpilih sebagai Ketua DPD KNPI Sumenep periode 2023-2027 berdasarkan asas kekeluargaan antar organisasi kemahasiswaan.

Sudah pasti, kata Imam, kedepan yang berkaitan dengan kebijakan maupun hal lainnya yang tentunya memajukan pemuda di Sumenep akan selalu beriringan berdasarkan kekeluargaan.

“Ketika semuanya berangkat atas dasar kekeluargaan, akan melahirkan sesuatu yang luar biasa demi kemajuan bersama,” ujarnya

Sementara perwakilan dari Organisasi Kemahasiswaan Sumenep Abdul Mahmud menyambut baik hal ini. Baik secara kelembagaan di PMII maupun ormawa lainnya yang mendukung lahirnya KNPI baru ini.

“Kami sepakat mendukung penuh DPD KNPI baru ini,” terang Abdul

Dia pun menegaskan, jika ada yang mengebiri lahirnya organisasi kepemudaan dengan alasan karena sudah ada KNPI di Sumenep, maka samahalnya mempersempit ruang gerak serta kemungkinan besar  ada monopoli kekuasaan dan kebijakan.

Menurutnya, menjadi bagian dari sejarah bangsa, ada tiga fase pematangan dalam kehidupan.

Pertama, fase eksistensi, toleransi dan hegemoni. “Kita semua ada untuk mewarnai bangsa ini. Salah satunya dengan adanya KNPI ini,” jelasnya

Dengan keberadaan KNPI di Sumenep yang baru ini, dinilai merupakan bagian dari kerangka catatan sejarah. Yang nantinya, kata Abdul, akan menciptakan dialektika baru dalam positioning Sumenep secara kultur, sosial, ekonomi, pembangunan maupun tatanan politik daerah. (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI