SUMENEP, pekaaksara.com – Gelaran Festival Cipta Lagu Musik Tongtong yang diselenggarakan di Kabupaten Sumenep, Madura, pada tahun 2025 mencatatkan sejarah penting dalam upaya pelestarian musik tradisional Madura. Acara ini berlangsung di Lapangan Gotong Royong, Sabtu (9/8/205) malam.
Diikuti oleh sembilan peserta, delapan di antaranya berasal dari Kabupaten Sumenep dan satu lagi dari Kabupaten Pamekasan, festival ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi musik, tetapi juga sebuah langkah besar untuk merawat dan memperkenalkan kekayaan budaya musik Madura kepada generasi muda dan masyarakat luas.
Musik Tongtong sendiri adalah salah satu genre musik tradisional Madura yang memadukan unsur-unsur suara alat musik lokal seperti tong-tong, gamelan, dan kendang, yang selama ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat Madura.
Sebagai bentuk ekspresi budaya yang telah diwariskan turun temurun, Musik Tongtong menjadi simbol identitas budaya Madura yang perlu dilestarikan, apalagi di tengah arus globalisasi yang semakin menggencar.
Peran Festival dalam Pelestarian Budaya
Kepala Bappeda Sumenep, Arif Firmanto, dalam sambutannya menekankan bahwa Festival Cipta Lagu Musik Tongtong ini memiliki peran yang sangat penting dalam melestarikan dan memperkenalkan musik tradisional Madura kepada khalayak luas.
Menurut Arif, dengan adanya festival ini, tidak hanya generasi muda yang terlibat, tetapi juga masyarakat luas dapat lebih mengenal dan mencintai musik tradisional tersebut. Festival ini juga sekaligus menjadi wadah bagi para pencipta lagu dan musisi Madura untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam bingkai tradisi.
“Festival ini tidak hanya tentang kompetisi, tetapi juga tentang bagaimana kita semua bersama-sama merawat budaya kita yang sangat kaya. Musik Tongtong adalah bagian dari jati diri kita, dan melalui festival ini, kami berharap generasi muda bisa lebih menghargai dan mencintai musik tradisional ini,” ujar Arif Firmanto saat dalam sambutannya, Minggu (10/8/2025).
Selain itu, lanjut Arif, festival ini juga membuka peluang bagi para musisi dan pencipta lagu untuk berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan membangun jejaring yang lebih luas dalam dunia musik tradisional.
Arif Firmanto menambahkan, “Kami menyadari bahwa untuk melestarikan musik Tongtong dan budaya Madura lainnya, kita harus terus berinovasi, namun dengan tetap menjaga akar dan identitas budaya kita. Pemerintah daerah akan selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat membantu mempromosikan dan melestarikan warisan budaya ini,” tambahnya.
Pemenang dan Suasana Kompetisi
Setelah melalui berbagai tahapan penilaian yang ketat, Grup Joko Moro dari Pamekasan keluar sebagai juara umum dalam Festival Cipta Lagu Musik Tongtong 2025. Grup ini berhasil mencuri perhatian juri dengan komposisi musik yang memadukan kreativitas modern namun tetap menjaga keaslian karakter musik Tongtong. Mereka membawakan judul “Arek Lancor”.
“Saya sangat senang dan bangga bisa membawa kemenangan ini. Kami tidak hanya berusaha untuk memenangkan kompetisi, tetapi juga ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa musik Tongtong bisa berkembang dan tetap relevan di zaman sekarang. Ini adalah bentuk cinta kami terhadap budaya Madura,” ungkap perwakilan Grup Joko Moro.
Antusiasme peserta dan masyarakat terhadap festival ini menjadi sinyal positif bahwa masyarakat Madura, khususnya generasi muda, semakin sadar akan pentingnya pelestarian budaya lokal melalui musik (*)
Berikut para pemenang Festival Cipta Musik Tongtong se Madura.
Juara Umum (Joko Moro) Pamekasan
Juara Favorit (Spensa Musik Percusi) Sumenep
Nominasi 5 Penyaji Terbaik:
Pornama Alam
Joko Moro
Lanceng Spectra
Poetra Djenengan
Putra Lanyala
Nominasi 3 Arranger Terbaik :
Mega Remmeng
Pengeran Girpapas
Raden Ageng
Nominasi 3 Lagu Terbaik :
Spensa Musik Percusi
Joko Moro
Lanceng Spectra (*)
