Bisikan Akis Jasuli ke Istrinya Usai Dikukuhkan’ Selamat Sayang, Lanjutkan Perjuanganku di Parlemen’

Pekaaksara

Akis Jasuli
Akis Jasuli saat cium kening istrinya usai pengambilan sumpah dan janji Anggota DPRD Sumenep 2024-2029 (Foto:Akis Jasuli)

SUMENEP, pekaaksara.comAkis Jasuli merupakan salah satu tokoh muda asal Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang saat ini telah beraktivitas sebagai dosen tetap di Universitas Bahaudin Muhdhary Madura (UNIBA) sejak Juli 2024 setelah tak lagi terpilih menjadi anggota legislatif periode 2024-2029.

Politisi Partai NasDem kota keris tersebut pernah menjabat sebagai anggota DPRD Sumenep dua periode. Pertama, periode 2014-2019 dan terakhir 2019-2024 Daerah Pemilihan (Dapil) 1 yang meliputi Kecamatan Kota, Batuan, Talango dan Kalianget.

Meski begitu, dirinya mengaku tak berkecil hati akan hal itu karena ia menilai kontestasi politik adalah pertarungan demokrasi yang harus diterima dengan sepenuh hati. Apapun hasilnya.

Pada Pemilu 2024, Akis Jasuli meraup sebanyak 5.480 suara. Jumlah tersebut sangat kompetitif karena anggota terpilih lainnya di Dapil yang sama, rata-rata 4.200 ada juga yang 4.600. Kecuali Nia Kurnia Fauzi politisi PDI Perjuangan yang meraup suara terbanyak mencapai 23.000 lebih.

“Itulah hasil yang didapatkan. Saya sangat bangga meski tak terpilih sebagai wakil rakyat,” tuturnya, Rabu (21/8/2024).

Akis Jasuli tetap hadir ke acara pengambilan sumpah dan janji anggota DPRD Sumenep periode 2024-2029 mendampingi istri tercintanya, Afrilia Wahyuni. Politisi perempuan partai NasDem tersebut terpilih di Dapil 5 yang meliputi Kecamatan Manding, Batu Putih dan Dasuk.

Akis mengaku sangat bangga kepada istrinya yang telah dikukuhkan menjadi anggota legislatif. Ia langsung mengecup kening istrinya di tengah-tengah ratusan undangan usai acara sembari berkata “Selamat sayang, jangan lupa, tugasmu adalah meneruskan perjuanganku untuk rakyat,” ucapnya.

Momen ini sangat mengharukan, Akis Jasuli berhasil menemani istrinya dari titik dimana sama-sama berjuang dari titik terendah hingga menjadi wakil rakyat seperti sekarang.

Dia bercerita, istrinya dicalonkan pada kontestasi politik lima tahunan karena ia menilai perempuan memiliki hak yang sama dalam banyak hal, terutama memperjuangkan hak-hak masyarakat Sumenep. Bukan bertujuan untuk hal lain. Nepotisme misalnya.

Dengan keterwakilan perempuan di parlemen menjadi bukti bahwa demokrasi untuk semuanya, bukan milik golongan tertentu.

Bahkan ia merasa masih minim keterwakilan perempuan di kursi parlemen. Akis berharap, kedepan semakin banyak perempuan yang mencalonkan diri untuk bersama-sama membawa visi dan misi kesejahteraan rakyat.

“Perempuan dan laki-laki setara, sama-sama punya hak untuk berjuang untuk rakyat,” tukasnya (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI