Gastronomi Madura di Persimpangan Jalan, Harapan Baru dari Pelatihan Kuliner

pekaaksara.com

Madura
Salah satu pelaku UMKM di Madura

SUMENEP, Pekaaksara.com — Kekayaan rasa dan tradisi kuliner Madura menyimpan pesona yang luar biasa. Namun sayangnya, potensi besar ini tengah menghadapi tantangan yang tak bisa diabaikan karena terbatasnya akses terhadap pelatihan kuliner yang memadai.

Di empat kabupaten di Pulau Madura, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep masih banyak pelaku usaha kuliner yang belum tersentuh program pelatihan formal. Hal ini terungkap dari penelitian yang dilakukan Teguh Hidayatul Rachmad, kandidat doktor dari Institut Pertanian Bogor sekaligus penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) LPDP 2021.

Dalam studi yang melibatkan 248 pelaku usaha kuliner dari 694 responden berdasarkan acuan tabel Krejcie and Morgan, ditemukan bahwa sebanyak 91 persen pelaku usaha belum pernah mengikuti pelatihan kuliner secara formal. Sebagian besar masih mengandalkan pengetahuan otodidak atau warisan dari generasi sebelumnya.

Lebih miris lagi, dari hanya 9 persen yang pernah mendapat pelatihan, mayoritas mengaku kesulitan mengakses informasi terkait pelatihan yang tersedia.

“Gastronomi bukan sekadar makanan, tapi warisan budaya yang mencerminkan jati diri suatu daerah. Tanpa pelatihan yang memadai, kita berisiko kehilangan kekayaan rasa yang telah hidup ratusan tahun,” ujar Teguh, Senin (2/6/2025).

Menurutnya, pelatihan kuliner memiliki peran penting, bukan hanya dalam meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga sebagai pintu masuk untuk membuka peluang ekonomi dan memperluas cakrawala pasar.

Minimnya pelatihan, lanjut Teguh, berdampak pada banyak aspek mulai dari rendahnya kualitas produk, terbatasnya inovasi menu, hingga kurangnya pemahaman mengenai standar kebersihan dan sanitasi. Akibatnya, generasi muda pun kesulitan mengembangkan usaha kuliner berbasis lokal secara profesional dan berdaya saing.

Teguh mendorong pemerintah daerah di keempat kabupaten di Madura untuk lebih sigap dan sinergis dalam merancang program pelatihan kuliner yang menyeluruh dan berkelanjutan. Keterlibatan lembaga pendidikan serta sektor swasta juga dinilai penting agar program tersebut dapat menjangkau lebih luas dan mendorong lahirnya ekosistem kuliner yang kuat dan sehat.

Dengan langkah yang tepat dan cepat, Madura memiliki peluang besar untuk tidak hanya melestarikan kekayaan gastronominya, tapi juga menjadikannya sebagai fondasi ekonomi lokal yang kokoh, berbasis pada kearifan dan rasa yang tak lekang oleh waktu. (*)

Baca Juga

[addtoany]

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI