SUMENEP, pekaaksara.com – Pageralaran Karapan Sapi menuju Piala Presiden RI 2025 di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terkesan dipaksakan. Pasalnya, fasilitas yang akan ditempati ajang bergengsi tersebut tidak memenuhi kriteria.
Sumenep Bullrace Championship itu dijadwalkan berlangsung pada 14 Agustus 2024 di Lapangan Karapan Sapi, Kecamatan Bluto, Sumenep.
BACA JUGA: Sumenep Disebut Pencetak Bibit Sapi Karapan, Tapi Tak Punya Lapangan Bagus
Salah seorang pencinta Sapi Karapan, Badienk Dirgantoro mengatakan, dapat menyelenggarakan lomba karapan sapi Piala Presiden apabila memenuhi syarat yang ditentukan, seperti panjang lintasan minimal 221 meter, berbentuk stadion, memiliki tribun VIP bagi penonton, dan sarana parkir yang luas.
“Lapangan Bluto secara lintasan memenuhi, tapi tiga point lainnya itu tidak ada. Makanya terkesan dipaksakan,“ katanya, Rabu (7/8/2024).
Ia mencontohkan pagelaran yang sama di Kabupaten Pamekasan. Karena tidak memenuhi kriteria, terpaksa menggunakan fasilitas lain demi keamanan dan kenyamanan sebuah acara yang beraturan.
“Kalau Sumenep beda, sudah tau tidak memenuhi tapi masih mau digelar. Gimana tidak terkesan dipaksakan,“ ujarnya.
Terkait lapangan Giling, sambung Badienk, dari empat point itu hampir memenuhi, cukup menambah panjang lintasan saja. Namun, kata dia, tidak bisa direvitalisasi gegara keterbatasan anggaran.
“Rp700 juta itu sebenarnya cukup mas. Kan hanya untuk memperpanjang lintasan. Dan lapangan itu memenuhi kriteris untuk menyambut piala presiden 2025,“ ungkapnya.
Kemarin, Selasa (6/8/2024) Kepala Disbudporapar Sumenep Moh. Iksan mengaku bahwa telah menganggarkan Rp700 juta untuk revitalisasi lapangan yang dapat ditempati pagelaran seni, budaya dan olahraga itu agar repesentatif. Namun, dia mengatakan terbatas.
Carut marut pagelaran Karapan Sapi menyambut Piala Presiden 2025 di kota keris ini mendapat tanggapan dari Ketua Komisi IV DPRD Sumenep, Ach. Naufil.
Dirinya sangat menyayangkan pihak penyeleggara yang terkesan memaksakan pagelaran bergengsi itu. Padahal, menurutnya, ini bukan event sembarangan karena melibatkan pecinta sapi karapan lokal Madura.
“Coba fikir ya, kalau diawal pelaksanaan saja carut marut begini, bagaimana ketika sudah acara. Jangan bikin malu Sumenep,“ kesalnya.
Naufil menduga penyelenggara hanya untuk sebatas melaksanakan tanpa berfikir konsekuensi yang akan dihadapi. Dan bahkan dimungkinkan hanya mencari muka kepada orang tertentu“Jangan-jangan hanya sebatas asal bapak senang. Parah orang begitu itu,“ tukasnya (*)