Warga Desa Gersik Putih Patroli dan Cegat Kendaraan Pengangkut Material Tambak Garam

Pekaaksara

Warga Desa Gersik Putih, Sumenep Patroli cegat pengangkut material tambak garam (istimewa)

pekaaksara.com, Sumenep – Polemik rencana pembangunan tambak garam di kawasan pantai Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Sumenep, Jawa Timur semakin memanas. Saat ini, warga melakukan penjagaan di kampung Tapakerbau Desa Gersik Putih atau wilayah terdekat lokasi yang akan dibangun tambak garam untuk mengantisipasi material untuk penggarapan lahan yang akan masuk.

“Warga yang ada di Kampung Tapakerbuy menjaga dan patroli siang dan malam mengatisipasi material penggarapan tambak garam masuk ke area pantai,” ungkap Ketua RT 01 RW 01 Dusun Gersik Putih Barat Achmad Siddik, Senin (3/4).

Penjagaan itu terang Sidik, mendengar kabar yang diterimanya bahwa lahan tambak garam akan digarap pekan ini. Sebagian material sudah didatangkan tanpa sepengatahuan warga melalui jalur laut dari Pelabuhan Kalianget.

Semalam kata Sadik, sempat ada mobil pikup masuk ke wilayah ini. Namun setelah di cek, ternyata mengangkut bambu dan bukan untuk lahan baru yang akan dibangun tambak garam.

”Kami juga sudah cek ke lokasi, memang ada material seperti bambu untuk pancung dan saksak. Diangkut dari Pelabuhan Kalianget menggunakan perahu,” katanya.

“Intinya, kami akan terus menjaga dan patroli agar material penggarapan lahan tambak garam tidak dilakukan,” pintanya

Ketua Gerakan Masyarakat Menolak Reklamasi (Gema Aksi) Amirul Mukminim meminta Pemerintah Desa Gersik Putih dan investor tidak memaksakan kehendaknya menggarap kawasan pantai di Desanya.

”Biarkan masyarakat tenang, apalagi sekarang bulan Puasa. Jangan provokasi dengan mendatangkan material. Itu membuat kampung tidak kondusif,” tegasnya

Apalagi, tambah Amirul Komisi II DPRD Sumenep sebelumnya telah meminta supaya tidak ada penggarapan lebih dulu sampai batas waktu yang tidak ditentukan demi kondusifitas masyarakat.

Konflik warga yang menolak dengan pihak Pemerintah Desa bersama investor dihawatirkan terjadi jika penggarapan dipaksakan.

Sementara itu, Kepala Desa Gersik Putih Mohab ketika dikonfirmasi enggan mengomentarasi masalah tersebut dengan alasan belum waktunya berkomentar. ”Maaf belum waktunya berkomentar,” katanya singkat.

Sebelumnya, warga Gersik Putih menolak rencana pembangunan tambak di kewasan Pantai Desa setempat oleh investor yang difasilitasi oleh Pemdes. Selain dihawatirkan merusak ekosistem dan biota laut serta berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar, pembangunan tambak garam tersebut akan berdampak terhadap ekonomi sebab selama ini menjadi tempat warga menangkap ikan dan mencari seafood.

Baca juga penggarapan-tambak-garam-di-desa-gersik-putih-diduga-ada-main-mata-dengan-investor

Warga sudah menyampaikan penolakannya ke Pemerintah Desa dengan melakukan audiensi dan berunjuk rasa di kawasan pantai. Bahkan, mengadukan persoalan tersebut ke Komisi II DPRD supaya ikut mengawal aspirasinya menolak pembangunan tambak garam.

Komisi II juga meminta supaya penggarapan tidak dikakukan hingga waktu yang tidak ditentukan karena berpitensi konflik dengan warga. (*)

Baca Juga

Tinggalkan komentar

PASANG IKLAN DI SINI