SUMENEP, pekaaksara.com — Festival Tathorbangan Ritual Culture kembali digelar pada Selasa (9/9/25) malam di Desa Torbang, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep.
Ribuan masyarakat tumpah ruah memadati jalanan dari depan Rumah Bupati hingga Balai Desa Torbang, menyambut gelaran akbar budaya tahunan bertajuk “Tathorbangan Ritual Culture” yang kini memasuki tahun ketiganya sejak pertama kali digelar pada 2023.
Acara ini bukan sekadar hiburan semata, melainkan sebuah ritual syukur bersama atas hasil panen yang melimpah serta simbol harapan akan kesejahteraan masyarakat Desa Torbang yang terus meningkat.
Yang menjadi daya tarik utama adalah pawai budaya, di mana setiap dusun menampilkan hasil panen buah unggulan mereka sambil diiringi musik tradisional khas Madura. Dari tumpukan mangga segar, semangka, pisang, hingga hasil kebun lainnya, semuanya dipajang dengan kreatif dalam iringan pawai yang memukau dan penuh semangat.
Kepala Desa Torbang, Muzanni, mengatakan bahwa acara ini menjadi momentum penting untuk mempererat rasa kebersamaan dan mengangkat potensi lokal desa.
“Tathorbangan ini adalah cara kami mengungkapkan rasa syukur atas nikmat panen yang diberikan Allah SWT. Kami ingin agar budaya dan potensi desa tetap hidup dan dikenal luas, bahkan hingga luar Sumenep,” ujar Muzanni, Rabu (10/9/25).
Senada dengan itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Kadisbudporapar) Sumenep, Moh. Iksan, menyampaikan bahwa Tathorbangan Ritual Culture merupakan bentuk nyata kearifan lokal masyarakat Torbang yang patut dilestarikan.
“Barang siapa yang bersyukur, maka akan ditambah nikmatnya. Itulah makna utama dari acara ini. Bukan sekadar festival, tapi wujud nyata spiritualitas dan budaya lokal,” ucap Iksan.
Iksan menyebut bahwa, Tathorbangan Ritual Culture telah menjadi ikon budaya di Kabupaten Sumenep, dan Desa Torbang kini dikenal luas sebagai desa yang tidak hanya kaya hasil panen, tapi juga kaya akan tradisi dan semangat kebersamaan (*)
